- Saham China Renaissance sempat bangkit, tapi kembali turun 30 persen di bursa Hong Kong.
- Jika Bao Fan tak muncul saham China Renaissance dipastikan terjun bebas.
JERNIH — Bao Fan, milarder dan pemimpin bank investasi China Renaissance, menghilang setelah saham perusahaan jatuh di bursa sahm Hong Kong.
Sebagai tokoh utama industri teknologi Tiongkok, Bao Fan memainkan peran kunci dalam kemunculan sejumlah startup Internet domestik.
“Perusahaan tidak dapat menghubungi Bao Fan,” kata China Renaissance dalam pengumuman resmi, Kamis 16 Februari, di Bursa Efek Hongkong.
Saham China Renaissance tergerus 50 persen setelah pernyataan itu, dan sempat bangkit sebentar sebelum jatuh kembali sebesar 30 persen.
Caixin, outlet berita keuangan, memberitakan orang kaya berusia 52 tahun itu tidak dapat dihubungi selama dua hari, terhitung sejak Kamis lalu.
China Renaissance tidak bersedia diminai komentar. Muncul kekhawatiran akan kemungkinan tindakan keras pemerintah Cina terhadap industri keuangan karena Presiden Xi Jinping terus melakukan perang terhadap korupsi.
Willer Chen, analis senior Forsyth Barr Asia, mengatakan kepada Bloomberg bahwa ketidakhadiran eksekutif yang terus berlanjut bisa berdampak jangka panjang pada saham. Bao Fan adalah tokoh kunci bagi perusahaan.
Wang Wenbin, juru bicara Kemlu Cina, mengatakan tidak tahu ketika ditanya tentang hilangnya Bao Fan. “Tapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa Cina adalah negara di bawah supremasi hukum,” katanya.
Pemerintah Cina, katanya, melindungi hak-hak sah warganya sesuai hukum.
China Renaissance berkembang menjadi lembaga keuangan global, dengan lebih 700 karyawan dan kantor di Beijing, Shanghai, Hong Kong, Singapura, dan New York.
Berdiri tahun 2002, China Renaissance mengawasi IPO sejumlah raksasa Internet domestik, termasuk JD.com. Bao Fan juga memfasilitasi merger blockbuster 2015 antara perusahaan ride-hailing Didi dan Kuaidi Dache — pesaing utamanya.