Menurut Bambang pada tahap uji klinis vaksin corona yang telah masuk pada fase III tingkat risiko kegagalan rendah.
JERNIH- Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto menanggapi pernyataan pesimis dari badan kesehatan dunia (WHO) tentang keraguannya ada negara yang bisa melakukan vaksinasi Covid-19 hingga pertengahan 2021
Bambang menyatakan, Satgas Covid-19 dan Bio Farma menyatakan optimsi vaksin corona dapat tersedia di Indonesia pada 2021.
“Terkait itu, kita tetap optimis diatas 90 persen berhasil, kalau tidak nanti kita terjebak di pandemi terus. Memang kita nanti harus lihat hasilnya dulu, mudah-mudahan akhir Januari 2021 sudah kelihatan,” kata Bambang pada Sabtu (5/9/2020).
Rasa optimis Bambang didasarkan pada pengalaman terdahulu saat mereka mengembangkan vaksin hepatitis. Menurutnya pada tahap uji klinis vaksin corona yang telah masuk pada fase III dinilai punya tingkat risiko kegagalan rendah.
“Tingkat kegagalannya kecil di bawah 10 persen, tapi optimis sih rata-rata berhasil, jarang sekali yang tidak,” kata Bambang penuh optimis.
Pada tahun 2021nanti, kata Bambang , banyak negara yang memiliki vaksin corona sebab saat ini ada banyak Negara yang telah melakukan pengadaan vaksin, tak terkecuali Indonesia.
Sikap optimis juga ditunjukkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Ia menyebut tahapan uji klinis fase III pengadaan vaksin virus corona yang bekerjasama dengan Sinovac pasti berhasil.
Sesuai jadwal, jika uji klinis vaksin berhasil maka pada 2021 Indonesia akan memproduksi vaksin corona.
“Kita optimis vaksin mampu dikembangkan dengan baik di laboratorium dan uji klinis sudah berjalan hingga fase ketiga,” kata Wiku.
Sementara menanggapi keraguan WHO terkait tersedianya vaksin corona pada 2021, ia menyebut maju atau mundur dari jadwal yang direncanakan bukan jadi masalah.
“Bilamana menurut WHO pertengahan tahun depan, dan kemungkinan kalau ada perkembangan baru bisa maju lagi, atau perkembangannya bisa mundur lagi, ya tidak apa-apa. Itu suatu dinamika yang seluruh dunia mengalami hal yang sama,” kata Wiku.
Saat ini berbagai negara berlomba mengembangkan vaksin corona. Bahkan beberapa pengembangan vaksin itu kini sudah mencapai tahap terakhir, uji klinis tahap tiga.
“Vaksinasi secara luas ya, tidak mungkin langsung massal 2021 menyiapkan lima milyar vaksin…Nah, itu maksudnya WHO mungkin ya,”tuturnya.Sebab menurutnya saat ini yang menjadi kendala mirip yang dialami seluruh dunia dalam pengembangan vaksincovid-19 ini adalah kapasitas dan ruang produksi.
Di sisi lain Wiku menyebut saat ini seluruh dunia tengah berlomba-lomba mengembangkan vaksin, baik sebagai produsen maupun melalui kerjasama beberapa negara sekaligus.
Oleh sebab itu, jika pun uji klinis tahap tiga vaksin corona asal China besuta Sinovac Biotech gagal, maka pemerintah akan terus berupaya mencari opsi lain agar bisa segera melakukan vaksinasi di Indonesia.
Sebelumnya, WHO menyatakan ketidak yakinannya ada vaksinasi sebelum pertengahan 2021.
“Berdasarkan linimasa yang realistis, kami tidak yakin akan ada vaksinasi massal hingga pertengahan thun depan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris.
WHO mencatat sebanyak 34 kandidat vaksin di seluruh dunia saat ini telah memasuki tahap uji klinis pada manusia. Disamping itu juga terdapat 142 kandidat vaksin yang masih dalam evaluasi praklinis. (tvl)