Ketika ditanya kenapa tak membeli motor lain yang kapasitas mesinnya setara 250 cc dan harganya lebih murah, Noviar bilang kalau stok di dealer saat itu sedang kosong.
JERNIH- Setidaknya, anggaran sebesar Rp 715 juta harus dirogoh dari kocek APBD Daerah Istimewa Yogyakarta, guna pengadaan dua unit sepeda motor Kawasaki Ninja ZX-25 R serta 10 unit Kawasaki KLX 230 cc agar kinerja Satuan Polisi Pamong Praja setempat bisa mengkilap.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad mengatakan, dari spesifikasi kendaraan operasional yang dibeli itu, masih memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 19 tahun 2013 tentang kendaraan dinas. Dalam pasal 41 kata dia, seperti diberitakan Motorplus, disebutkan bahwa sepeda motor Satpol PP berkapasitas mesin 200 cc ke atas dan diberi tanda khusus.
Noviar mengatakan, nantinya kendaraan tersebut bakal digunakan sebagai moda transportasi dalam pengawalan pejabat daerah. Sebab selama ini, Satpol PP DIY tak punya kendaraan operasional sehingga personelnya sering menggunakan milik pribadinya ketika melakukan tugas.
Selanjutnya, anggota Satpol PP yang bertugas melakukan pengawalan juga sering kedodoran sebab menggunakan sepeda motor ber-cc rendah. Soalnya, tak mampu mengimbangi kecepatan kendaraan yang mengangkut pejabat.
“Kita kan memang melakukan pengawalannya di belakang. Kalau kita mengawal gubernur itu di belakang. Mengawal pak wagub di belakang. Speknya harus yang bisa mengimbangi kendaraan dari pejabat-pejabat itu,” Kata Noviar.
Kendaraan operasional yang terbilang mewah itu, nantinya juga bakal digunakan dalam upaya menegakkan Peraturan Daerah DIY. Salah satunya, razia terhadap gelandangan dan pengemis.
Penertiban, kata dia, sering tak berjalan efektif lantaran para personel Satpol PP cuma menggunakan mobil bak terbuka saat melakukan penertiban. Sedangkan sasaran razia, biasanya langsung kabur ketika melihat kehadiran kendaraan dinas itu.
Makanya, selain bagi kepentingan pengawalan pejabat daerah, kendaraan yang baru dibeli itu juga akan digunakan sebagai moda transportasi ketika patroli.
Noviar menolak jika pengadaan 12 motor tadi dinilai sebagai pemborosan. Sebab keseluruhan sepeda motor itu, bakal digunakan dalam mendukung tugas dan fungsi pokok instansi yang dia pimpin.
Ketika ditanya kenapa tak membeli motor lain yang kapasitas mesinnya setara 250 cc dan harganya lebih murah, Noviar bilang kalau stok di dealer saat itu sedang kosong.[]