Dalam catatan DPP Ikappi, sebanyak 173 pasar pernah ditutup sementara karena Covid-19 untuk dilakukan penyemprotan disinfektan.
JERNIH-Sebanyak 1.392 pedagang pasar terpapar Covid-19 dan jumlahnya terus bertambah. Data tersebut tercatat pada Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).
Dalam catatan Ikappi, selama beberapa pekan bulan September 2020 ini, terjadi penambahan pedagang positif Covid -19 yang jumlahnya cukup signifikan. Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Infokom DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan.
“Total ada sekitar 1.392 pedagang pasar terpapar virus corona,” kata Reynaldi dalam keterangannya di Jakarta, pada Rabu (23/9/2020).
Dari jumlah yang terpapar Covid tersebut, kata Reynaldi, kasus pedagang pasar yang meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 55 orang. Reynaldi juga menyebut angka tersebut didapat dari 27 provinsi di Indonesia.
“Kasus tersebut terdapat di 27 provinsi, 97 kabupaten/kota, dan terjadi di 244 pasar,”
Dengan adanya pedagang yang terpapar Covid-19, beberapa pasar terpaksa harus ditutup sementara oleh pihak pemda untuk dilakukan penyemprotan disinfektan. Tercatat sebanyak 173 pasar pernah ditutup sementara karena Covid-19, sebagaimana catatan DPP Ikappi.
“Penutupan pasar terakhir terjadi di Pasar Kayen, Pati, Jawa tengah. Juga tersebar di 27 provinsi dan 97 kabupaten/kota,” kata Reynaldi.
Untuk mempertahankan keberlangsungan pasar tradisional, DPP Ikappi berharap pemerintah pusat dan daerah memberi stimulus kepada para pedagang, sebab pasar harus tetap berjalan sebagai penopang perekonomian daerah dan Pusat distribusi pangan rakyat.
“Terjadi penurunan omzet pedagang sekitar 55 sampai dengan 70 persen seluruh Indonesia, maka kami meminta kepada pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional sebagai pusat pondasi perekonomian lokal atau perekonomian daerah sehingga kita bisa menjaga agar pasar dan perekonomian terus tumbuh,”.
Banyaknya pedagang yang terpapar Covid-19 menimbulkan keprihatinan DPP Ikappi. Oleh karenanya DPP Ikappi mendorong pemda bisa lebih fokus pada penerapan dan penegakan protokol kesehatan. Di samping itu pihaknya berharap pemda memperbanyak pelaksanaan rapit test dan swab bagi pedagang di seluruh pasar Indonesia.
Saat ini provinsi yang sudah melaksanakan tahapan swab atau rapid test adalah DKI Jakarta, Sumbar, Yogyakarta. (tvl)