- Yevgeny Prigozhin mengumpat Rusia di depan 30 jenazah pasukannya yang terkoyak peluru meriam.
- Belum ada respon dari Kremlin dan petinggi militer Rusia.
JERNIH — Yevgeny Prigozhin, pendiri dan CEO tentara bayaran Wagner Group, mengancam akan menarik pasukan dari Bakhmut — kota di sebelah timur Ukraina — pekan depan, dan menuduh komando militer Rusia membuat pasukannya tersiksa kekurangan amunisi.
“Bajingan yang tidak memberi kami amuisi akan memakan isi perut mereka di neraka,” kata Prigozhin dalam pesan video yang dirilis, Jumat 5 Mei dan ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov.
Dalam video terlihat Prigozhin mengucapkan kata-kata itu di depan sekitar 30 mayat berseragam Wagner Group yang tergeletak di tanah. Ia menyebut pasukannya yang tewas sebagai pejuang Wagner Group yang tewas sepanjang Kamis 4 Mei.
“Mereka adalah ayah seseorang dan anak laki-laki seseorang,” ujarnya seraya menunjuk mayat-mayat itu.
Bukan kali pertama Prigozhin mengeluh kekurangan amunisi yang membuat pasukannya tak bisa bergerak lebih jauh di Bakhmut. Namun, keluhannya nyaris tak pernah didengar petinggi militer Rusia di Moskwa.
Ia telah berjanji kepada Presiden Rusia Vladimir Putin akan merebut Bakhmut pada 9 Mei, ketika publik Rusia libur untuk merayakan Kemenangan Tentara Merah atas Nazi pada Perang Dunia II. Janji itu makin sulit diwujudkan karena amunisi tak akan datang dalam hitungan hari, dan Wagner Group terus digempur artileri Ukraina.
Pelopor, Simbol
Wagner Group memelopori upaya merebut Bakhmut, yang membuat kota itu menjadi medan pertempuran terpanjang dan paling berdarah. Lebih delapan bulan pertempuran, ribuan nyawa kedua pihak melayang dengan hampir setiap jenazah tercabik. Bakhmut, menurut pers Barat, adalah penggiling daging.
Penarikan Wagner Group diperkirakan akan menjadi pukulan serius bagi Rusia. Tentara reguler Rusia dipastikan tidak akan sanggup melanjutkan pertempuran sampai merebut Bakhmut.
Bagi Ukraina, Bakhmut adalah simbol penting perlawanan terhadap Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kekalahan di Bakhmut akan dapat membangun dukungan internasional yang mengharuskan Ukraina membuat kompromi tidak dapat diterima.
Akhir tahun lalu AS memperkirakan Wagner Group kehilangan 50.000 personel di Ukraina. Rincinya, 10 ribu kontraktor dan 40 ribu lainnya adalah narapidana yang direkrut dari penjara-penjara Rusia. Akibatnya, Wagner Group hanya menjadi bagian kecil pasukan Rusia yang berperang di Bakhmut.
John Kirby, juru bicara Departemen Keamanan Nasional AS di Gedung Putih, memperkirakan setengah dari 20 ribu tentara Rusia yang tewas di Bakhmut sejak Desember 2022 adalah anggota Wagner Group.
Kelahiran tak Diinginkan
Perselisihan Prigozhin dan petinggi militer Rusia bukan sesuatu yang baru, dan tidak terjadi saat perang di Ukraina, tapi sejak kelahiran Wagner Group sepuluh tahun lalu.
Jenderal-jenderal Moskwa mengkritik pembentukan Bakhmut, yang diyakini akan merongrong kewibawaan militer Rusia. Prigozhin jalan terus dengan bisnisnya karena Vladimir Putin mendukung.
Wagner Group membangun reputasi di medan tempur Afrika dan Suriah. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, dan Vladimir Putin melibatkan Wagner Group, perseteruan Prigozhin dan militer Rusia menjadi terbuka.
Perselisihan dimulai ketika Prigozhin menyebut jenderal-jenderal Rusia tak kompeten — perilaku yang sangat tidak biasa dalam sistem politik Rusia yang dikontrol ketat
Kritik Prigozhin memakan korban. Seorang jenderal Rusia dipecat, tapi Prigozhin gagal membuat Kremlin percaya tidak hanya satu tapi beberapa jenderal juga harus didepak.
Januari 2023 Vladimir Putin menutaskan Jenderal Gerasimov memimpin pasukan Rusia di Ukraina. Langkah ini disebut banyak pengamat militer sebagai upaya Putin mengurangi peran Prigozhin di medan tempur.
Gerasimov menjalankan ‘tugas’ itu dengan baik. Ini terlihat dari ocehan Prighozin bahwa tentara reguler Rusia tidak berupaya melindung personel Wagner Group yang bergerak maju. Bahkan, kata Prigozhin, Rusia hanya beberapa kali mengerahkan rausan pasukan untuk membantu upaya tempur Wagner Group.