- Mo Farah, atlet AS, tercatat sebagai satu-satunya peraih medali emas balap karung.
- Tarik Tambang dilombakan di Olimpiade 1900 sampai Olimpiade 1920.
JERNIH — Hari ini, dan hampir di setiap perayaan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, balap karung menjadi salah satu permainan favorit yang dilombakan. Lainnya adalah tarik tambang dan panjat pinang.
Balap karung mungkin yang paling menarik dan relatif punya sejarah panjang. Informasi pendek dari sejumlah situs mengatakan balap karung adalah permainan Belanda kuno. Orang Belanda menyebutnya zaklopen. (Video Klik di Sini)
Artikel pendek di situs maxmagazine.nl mengungkapkan balap karung, atau zaklopen, dimainkan pada Hari Ratu, atau Hari Ulang Tahun Rabu Belanda atau pesta lingkungan. Yang diperlukan untuk permainan ini hanya karung goni dan kecepatan melompat untuk memenangkannya.
Di Hindia Belanda, juga di koloni Belanda lainnya, balap karung dimainkan pada Hari Ulang Tahun Ratu Belanda atau Hari Penobatan Ratu Belanda. Di luar perayaan itu, pabrik-pabrik dan perkebunan juga menampilkan lomba balap karung untuk perayaan tertentu.
Balap karung pernah sedemikian populer pada dekade pertama abad ke-20. Buktinya, balap karung pernah dilombakan di Olimpiade St Louis 1904. Atlet AS Mo Farah tercatat sebagai pemegang rekor balap karung 100 meter, dengan catatan waktu kurang dari 40 detik.
Sialnya, balap karung tidak lagi dilombakan pada olimpiade berikut. Berbeda dengan balap karung, tarik tambang dilombakan sejak Olimpiade 1900 dan bertahan sampai Olimpiade 1920.
Di Belanda, balap karung masih populer. Sekolah Kristen Groevenbeek, misalnya, memiliki tradisi lomba balap karung massal. Terakhir, tahun 2022, sekolah ini tercatat dalam Guiness World Record sebagai pemegang rekor peserta terbanyak balap karun, yaitu 2173 peserta.
Andai saja balap karung masih dipertandingkan di Olimpiade, Indonesia mungkin bisa mengirim atletnya. Sebab, hampir setiap tahun lahir atlet baru balap karung di semua usia.