Kemenangan adalah tujuan perjuangan semua partai di Indonesia. Namun yang terpenting yakni, memberikan perubahan dan perbaikan penghidupan rakyat agar semakin kuat secara akar rumput.
JAKARTA – Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang meminta kadernya untuk menatap Pemilu 2024 dengan bertindak seperti kuda hitam yang tak diperhitungkan tapi memenangi pertandingan. Membuat sejumlah partai politik (parpol) gerah.
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Daniel Johan, menjelaskan kemenangan adalah tujuan perjuangan semua partai di Indonesia. Namun yang terpenting yakni, memberikan perubahan dan perbaikan penghidupan rakyat agar semakin kuat secara akar rumput.
“Termasuk PKB, agar bisa melakukan perubahan dan perbaikan secara lebih efektif dan massif. Yang penting terus berbuat untuk rakyat agar semakin kuat secara akar rumput dan menjadi magnet bagi yang lain,” ujarnya di Jakarta, Jumat (4/2).
Walau demikian, pihaknya tetap memperhitungkan Partai Demokrat. Apalagi semua partai termasuk Demokrat, memiliki basis pemilih hingga lolos presidential threshold.
“Pada akhirnya semua partai akan diperhitungkan, karena tetap memiliki kekuatan struktur, basis pemilih, dan pemenuhan threshold,” kata dia.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengatakan pemenang Pemilu 2024 harus diimplementasikan agar tak menjadi narasi kosong.
“Kita mau jadi kuda hitam, mau jadi kuda putih, kuda merah, kuda abu-abu, itu kan hanya pengistilahan saja, sama seperti partai lain, ingin jadi pemenang,” katanya.
Akan tetapi, untuk mendapatkan kemenangan, lanjut Ahmad Ali, maka tergantung dari seberapa kuat konsolidasi ke internal partai dan masyarakat. Bahkan partainya optimis menjadi pemenang di Pemilu 2024 mendatang.
“Jadi pemenang tergantung sekuat apa konsolidasi yang kita lakukan. Syarat-syarat itu harus dipenuhi dan NasDem insya Allah sedang menatap semua itu, maka menuju tiga besar bukanlah mustahil,” kata dia.
“Semua partai politik haruslah memang, merawat optimisme untuk menatap 2024. Sekarang apakah kemudian narasi jadi pemenang 2024 itu kita implementasikan di masyarakat?,” lanjutnya.
Menurut dia, apa yang disampaikan AHY kepada kadernya merupakan hal yang wajar. Sebab semua partai bakal melakukan hal yang sama.
“Apa yang dinyatakan AHY memang sudah seharusnya, seperti juga partai-partai lain dan memang harus seperti itu,” katanya.
“Narasi tanpa makna, kalau kita cuma bicara tanpa gerakan. Jadi tidak sekadar narasi kosong, narasi tanpa makna,” tambahnya.
AHY: Lebih Baik Menjadi ‘Kuda Hitam’
Sebelumnya, dihadapan ratusan anggota DPRD Partai Demokrat dari sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, AHY mengajak seluruh kadernya bertindak seperti kuda hitam yang tak diperhitungkan tapi memenangi pertandingan di Pemilu 2024.
“Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam yang tidak diperhitungkan tapi menang,” katanya di Jakarta, Kamis (3/2).
AHY meminta kadernya juga seperti kuda perang, bisa berlari kencang tapi tahu kapan harus melambat.
“Kuda perang adalah kuda yang bisa berlari kencang, tapi punya inisiatif kapan harus melambat, berhenti, atau bahkan berbelok untuk mencapai kemenangan. Jadi jangan asal lari kencang tanpa henti atau baru bergerak jika diperintah,” kata dia.