Tulisan besar itu berisikan pesan, dalam bahasa Inggris dan Rusia, berbunyi: “NO WAR. Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini.”
JERNIH – Seorang pengunjuk rasa anti-perang nongol di siaran langsung buletin berita di saluran TV pemerintah Rusia One pada Senin (14/3/2022) sambil mengangkat kertas besar menentang invasi Rusia.
Tulisan dalam kertas karton besar itu berisikan pesan, dalam bahasa Inggris dan Rusia, berbunyi: “NO WAR. Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini.” Ada tulisan lain yang dikaburkan sepertinya berbunyi “Rusia menentang perang.”
Sambil mengangkat tulisan besar, perempuan itu berada di belakang presenter studio dan meneriakkan slogan-slogan yang mencela perang di Ukraina. “Hentikan perang. Tidak untuk perang,” teriak perempuan itu, ketika pembawa berita itu terus membaca dari teleprompternya.
Wanita tersebut diketahui bernama Marina Ovsyannikova. Ia merupakan karyawan stasiun televisi itu. Pemrotes dapat dilihat dan didengar selama beberapa detik sebelum saluran beralih ke laporan lain untuk menghapusnya dari layar.
Di Rusia sendiri terjadi pro dan kontra terhadap invasi negara ini ke Ukraina setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.
Tindakan wanita tersebut mendapat apresiasi dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ia mengucapkan terima kasih. “Saya berterima kasih kepada orang-orang Rusia yang tidak berhenti berusaha menyampaikan kebenaran,” katanya.
“Kepada mereka yang melawan disinformasi dan mengatakan yang sebenarnya … Dan secara pribadi kepada wanita yang memasuki studio Saluran Satu dengan poster menentang perang.”
Hal ini juga mendapat apresiasi dari lawan politik Presiden Rusia Vladimir Putin, juru bicara pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny, Kira Yarmysh. “Wow, gadis itu keren,” cuitnya. Dia memposting video insiden tersebut, yang dengan cepat ditonton lebih dari 2,6 juta kali.
OVD-Info, sebuah kelompok pemantau protes independen, dan kepala kelompok hak asasi manusia Agora menyebut perempuan itu sebagai Marina Ovsyannikova, seorang karyawan saluran tersebut.
Pavel Chikov, kepala Agora, mengatakan Ovsyannikova telah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Moskow. Kantor berita Tass mengatakan dia mungkin menghadapi tuntutan di bawah undang-undang karena mendiskreditkan angkatan bersenjata, mengutip sumber penegak hukum.
Undang-undang tersebut, yang disahkan pada 4 Maret, membuat tindakan publik yang bertujuan mendiskreditkan tentara Rusia menjadi ilegal dan melarang penyebaran berita palsu atau “penyebaran publik atas informasi palsu yang disengaja tentang penggunaan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.” Pelanggaran itu membawa hukuman penjara hingga 15 tahun.
Dalam sebuah video yang direkam sebelum insiden dan diposting online, seorang wanita yang tampaknya adalah Ovsyannikova menggambarkan dirinya sebagai karyawan Channel One dan mengatakan bahwa dia malu telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan propaganda Kremlin. Dia mengatakan ayahnya orang Ukraina, dan ibunya orang Rusia.
“Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor. Tanggung jawab atas agresi itu terletak pada hati nurani hanya satu orang, dan pria itu adalah Vladimir Putin,” katanya.
“Sekarang seluruh dunia telah berpaling dari kita dan 10 generasi berikutnya dari keturunan kita tidak akan menghapus rasa malu dari perang saudara ini,” katanya. Dia mendesak warga Rusia untuk keluar dan berdemonstrasi. [*]