Site icon Jernih.co

Serangan Rusia Bikin Ukraina Tekor Rp2.052 Triliun

Pada 2023, Ukraina membutuhkan US$14 miliar untuk pemulihan energi, perumahan, infrastruktur kritis dan sosial, layanan dasar bagi yang paling rentan, penghapusan ranjau kemanusiaan, dan pengembangan sektor swasta.

JERNIH – Ukraina melaporkan bahwa kerugian selama perang melawan Rusia diperkirakan lebih dari US$135 miliar atau sekitar Rp2.052 triliun (kurs 15.200). Namun demikian angka ini belum menghitung kerugian perekonomian yang ditimbulkan akibat terhentinya aktivitas ekonomi selama perang melawan Rusia.

Pemerintah Ukraina mencatat kerugian ekonomi, termasuk terganggunya arus ekonomi, produksi, dan biaya tambahan terkait perang, mencapai US$290 miliar. Menurut laporan tersebut, kebutuhan rekonstruksi dan pemulihan Ukraina diperkirakan mencapai US$411 miliar.

Adapun pada 2023, Ukraina membutuhkan US$14 miliar untuk melaksanakan pemulihan, termasuk pemulihan energi, perumahan, infrastruktur kritis dan sosial, layanan dasar bagi yang paling rentan, penghapusan ranjau kemanusiaan, dan pengembangan sektor swasta.

Menteri Keuangan Ukraina Sergii Marchenko mencatat US$3,3 miliar dari nilai kebutuhan US$ 14 miliar telah dialokasikan dari APBN. Alokasi anggaran itu untuk membiayai program 5-7-9, dana likuidasi akibat agresi bersenjata, Road Fund dan lain-lain. “Untuk sisa hampir US$11 miliar, pemerintah Ukraina mengandalkan dukungan dari para donor dan sektor swasta,” demikian dilansir dari laman resmi Pemerintah Ukraina, Jumat (24/3/2023).

Adapun pernyataan itu diungkapkan oleh pihak Ukraina dihadapan Grup Bank Dunia, Komisi Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sergii Marchenko mencatat bahwa persetujuan laporan tersebut oleh Pemerintah Ukraina, Bank Dunia, Komisi Eropa dan PBB, akan membantu mengkonsolidasikan dana tambahan untuk pemulihan, karena mereka menyediakan mitra internasional. dengan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan negara.

Pada September 2022, laporan bersama pertama dari Pemerintah Ukraina, Bank Dunia dan Komisi Eropa terkait laporan Second Ukraine Rapid Damage and Needs Assessment (RDNA). Laporan ini memberikan analisis kerugian Ukraina pada periode dari 24 Februari hingga 1 Juni 2022.

Dari pihak Ukraina, presentasi dihadiri oleh Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, Menteri Keuangan Ukraina Sergii Marchenko, dan Wakil Menteri Komunitas, Wilayah dan Pembangunan Infrastruktur Ukraina untuk Integrasi Eropa Anna Yurchenko.

Exit mobile version