Site icon Jernih.co

Serangan Udara Militer Myanmar, 100 Orang Warga Dikabarkan Tewas

Foto: Kyunhla Activists Group via AP

Korban tewas serangan udara militer Myanmar dikhawatirkan tembus 100 orang. Pembatasan dari militer membuat angka itu sulit dikonfirmasi ulang.

JERNIH – Jumlah korban jiwa akibat serangan udara oleh militer Myanmar pada Selasa (11/4/2023) dikabarkan terus bertambah. Sedikitnya 100 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat serangan udara tersebut.

Seperti diberitakan AP pada Selasa (11/4), para saksi mata menyatakan serangan itu dilakukan saat sekitar 150 warga, termasuk anak-anak, menghadiri acara ayang digelar oleh penentang kekuasaan militer.

Saksi mengatakan jet tempur menjatuhkan bom langsung ke kerumunan orang yang berkumpul pada pukul 8.00 waktu setempat untuk pembukaan kantor lokal gerakan oposisi negara di luar desa Pazigyi, Sagaing. Daerah tersebut terletak sekitar 110 kilometer utara Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Sekitar 30 menit setelah itu, sebuah helikopter muncul dan menembak ke lokasi yang sama.

Awalnya, jumlah korban tewas yang diumumkan 50 orang. Kemudian, media independen memberitakan jumlah korban jiwa tembus 100 orang. Perempuan serta 20-30 anak menjadi korban tewas. Angka tersebut dinilai sulit untuk dikonfirmasi ulang secara independen karena pelaporan dibatasi pemerintah militer.

Juru bicara junta militer Mayor Jenderal Zaw Min Tun juga tak segera memberi komentar saat ditanya mengenai serangan dan korban. Namun, ia mengonfirmasi upacara tersebut telah diserang. Hal itu ia sampaikan lewat sambungan telepon ke televisi pemerintah MRTV.

Dalam kesempatan itu, ia juga malah menuduh pasukan anti-pemerintah di daerah tersebut telah melakukan kampanye teror kekerasan. Pasukan Pertahanan Rakyat (People’s Defence Force/PDF) disebut membunuh biksu, guru, dan orang lain. Sedangkan militer ditegaskan sedang mencari perdamaian dan stabilitas.

Serangan udara terbaru ini merupakan salah satu serangan mematikan yang dilakukan junta. Apabila terkonfirmasi, serangan udara itu akan menjadi penghasil korban jiwa terbesar dalam dua tahun terakhir.

Pada Maret lalu, delapan orang, termasuk anak-anak tewas imbas serangan udara itu di Barat Laut Myanmar. Kemudian Oktober 2022, sedikitnya 50 orang termasuk penyanyi lokal tewas imbas serangan serupa. Myanmar berada dalam krisis kemanusiaan dan politik usai junta mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah pada Februari 2021. [CNN]

Exit mobile version