- Dua remaja Inggris berada di antara 20 ribu tentara asing di Ukraina.
- Inggris khawatir Rusia salah persepsi, dan perang menggila.
JERNIH — Sejumlah kecil tentara Inggris melanggar disiplin dan diperkirakan melakukan perjalanan ke Ukraina untuk bertempur melawan Rusia.
Angkatan Darat Inggris mengatakan prajurit itu tidak hadir tanpa cuti, dan pergi dalam kapasitas pribadi. “Kami secara aktif sangat mendorong mereka kembali ke Inggris,” ujar juru bicara Angkatan Darat Inggris.
BACA JUGA:
- Rusia Bujuk Kombatan Suriah untuk Perang di Kyiv dengan Gaji Rp 4,3 Juta
- Sepasang Kekasih Serdadu Sipil Ukraina Mengucap Ikrar Pernikahan di Medan Perang
Situs mirror.co.uk memberitakan semua personel militer dilarang bepergian ke Ukraina sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Menlu Inggris Liz Truss sebelumnya mengatakan mendukung warga sipil Inggris yang ingin pergi ke Ukraina untuk berperang, tapi terserah mereka untuk membuat keputusan sendiri.
“Rakyat Ukraina berjuang untuk kebebasan dan demokrasi, tidak untuk diri sendiri tapi seluruh Eropa,” kata Menlu Truss. “Tentu saja jika orang ingin mendukung perjuangan itu saya akan mendukung mereka melakukannya.”
Namun kepala Angkatan Bersenjata Inggris mengatakan warga Inggris harus membantu dengan cara yang masuk akal, dari rumah dan bukan ke zona perang.
Pekan lalu, tentara Inggris diperingatakan bahwa pergi ke Ukraina dapat berisiko memberi Rusia persepsi yang salah bahwa Inggris mengirim pasukan untuk berperang. Itu dapat memicu eskalasi serius terhadap invasi.
Namun, beberapa — jumlahnya tak diketahui — sudah pergi ke Ukraina. Termasuk seorang prajurit yang bersumpah melindungi Ratu dengan nyawanya telah meninggalkan posisinya dan berangkat ke Ukraina.
Coldstream Guardsman yang berusia 19 tahun berhenti dari perannya di Windsor untuk angkat senjata melawan pasukan Vladimir Putin. Agen Kementerian Pertahanan Inggris kini berusaha menemukan remaja itu karna khawatir Rusia menemukannya di medan pertempuran.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya meminta tentara seluruh dunia meningkatkan jumlah pasukan dengan menciptakan legiun internasional.
Dua remaja Inggris termasuk di antara 20 ribu orang asing yang melakukan perjalanan ke Ukraina sejak konflik meletus.