Manila — SEA Games selalu menyajikan sesuatu yang menarik. Di SEA Games ke-30 Filipina, yang menarik adalah pencapaian Christina Tham — perenang Singapura yang menunggu 38 tahun untuk meraih medali emas.
Ia tidak hanya menang satu medali emas, tapi dua. Bukan di lintasan renang, tapi hoki bawah air.
Tham kini berusia 50 tahun. Ia patut bangga, karena meraih medali emas di saat rekan seusia dari seluruh negara Asia Tenggara telah pensiun, berleha-leha, atau menjadi pelatih.
“Saya tidak menyangka bisa tampil di level ini,” kata Tham seperti dikutip banyak media.
Tham memulai karier di usia 12 tahun, dengan terjun di SEA Games 1981 Manila dan meraih medali perak cabang reanng estafet medley 4×100 meter.
“Saya tidak menghargai pencapaian say saat itu,” kenangnya. “Saya berasal dari keluarga Cina khas Singapura, yang menerima prestasi dengan kesederhanaan.”
Tahun 1983, Tham kembali hadir di SEA Games. Ia meraih medali perak lagi di cabang renang gaya dada 200 meter. Setelah itu, Tham berhenti selama tiga dekade.
Ia mengejar karier di bidang hukum dan pengacara, sampai akhirnya memimpin departemen hukum sebuah perusahaan real eastate Cromwell Property Group.
Tahu 2005 Tham kembali ke kolam renang. Pemicunya, sebuah artikel di surat kabar yang bercerita tentang olahraga hoki bawah air.
“Kelihatannya ini olahraga menarik, dan saya mencobanya,” kata Tham.
Hoki bawah air adalah permainan kecepatan tinggi. Olahraga ini mulai dipertandingan di SEA Games Manila 2019.
Tham mencetak dua gol di nomor 4×4 dan 6×6, yang membuat Singapura meraih medali emas di dua nomor itu. Kini Tham tidak berniat berhenti kendati usianya sudah 50 tahun. Ia akan tampil di SEA Games Vietnam 2021, untuk meraih medali emas lagi.
Sejenak melihat ke belakang, Tham mulai berenang di usia tujuh tahun saat ayahnya nyaris hilang saat berperahu di sebuah danau di Malaysia.
“Ayah saya tidak bisa berenang dan sempat menolak mengenakan jaket pelampung,” kenang Tham.
Sang ayah akhirnya mengenakan jaket pelampung atas desakan sang istri. Kano terbalik dan ayam Tham melayang di atas air, diselamatkan pelampung.
“Setelah itu, saya dan seluruh keluarga mendaftar sekolah renang,” ujar Tham. “Sejak saat itu saya tak berhenti berenang.”