Site icon Jernih.co

Setelah Vietnam, Giliran Thailand Uji Klinis Vaksin Buatan Sendiri

JERNIH — Thailand, Senin 22 Maret 2021, memulai uji klinis vaksin buatan sendiri pada manusia, dan berharap dapat memproduksi dalam jumlah besar tahun depan.

“Vaksin ini diproduksi orang Thailand, untuk orang Thailand, dan diharapkan dapat digunakan tahun depan,” kata Piyasakol Sakolsatayadorn, ketua Dewan Universitas Mahidol, seperti dikutip Bangkok Post.

Bangjong Mahaisavariya, dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mahido, mengatakan 460 relawan terlibat dalam uji klinis. Rincinya, tahap pertama melibatkan 210 orang, dan sisanya dipersiapkan untuk uji klinis tahap kedua, Juli 2021.

Relawan uji klinis fase pertama berusia 18 sampai 59 tahun, dan diberi vaksin dosis terkecil. Pada fase kedua, sukarelawan yang dilibatkan berusia 17 sampai 75 tahun, dengan dosis vaksin lebih tinggi.

Virus tidak Aktif

GPO, badan obat-obatan Thailand, mengembangkan vaksin Covid-19 dengan membudidayakan virus tidak aktif pada telur ayam, sebelum mentekstrasi kultur untuk membuat vaksin.

Dalam bahasa yang lain, kandidat vaksin Thailand dibuat lewat modifikasi avian virus Newcastle Desease dengan protein lonjakan Covid-19, serta replikasi menggunakan teknologi berbasis telur.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan vaksin ini akan memberi Thailand lebih banyak pilihan dengan sedikit kendala.

“Jika hari ini berhasil, kami akan bisa menentukan arah kita sendiri,” kata Anutin. “Artinya, Thailand tidak perlu memproduksi vaksin orang lain di dalam negeri.”

Ini bukan satu-satunya vaksin Thailand. Universitas Chulalongkorn juga sedang mengembangkan vaksin dengan teknologi messenger RNA, atau mRNA.

Saat ini, Thailand melancarkan program vaksinasi massal menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal. Sebanyak 61 juta dosis vaksin AstraZeneca sedang diproduksi.

Thailand berharap, vaksinasi berikut tidak lagi menggunakan vaksin impor tapi buatan dalam negeri.

Exit mobile version