Strasbourg — Jewher Ilham, putri aktivis Muslim Uighur Ilham Tohti, tidak pernah tahu ayahnya masih hidup. Saat datang ke acara penganugerahan Shakarov Prize, Jewher akhirnya tahu ayahnya masih hidup dan mendekam di penjara Cina.
Parlemen Uni Eropa (EU) memberi anugerah Shakarov Prize untuk kebebasan berpikir kepada Ilham Tohti. Jewher Ilham datang mewakili ayahnya.
Ilham Tohti adalah sarjana ekonomi, dan dikenal karena penelitiannya tentang hubungan orang Uighur dan Han. Ia mengelola situs Uighur Online, yang mempekenalkan bangsanya ke seluruh dunia.
Jewher Ilham tidak pernah bertemu ayahnya sejak 2013. Ia sama sekali tidak tahu tahun 2014 sang ayah ditangkap pemerintah Cina, dengan tuduhan mempromosikan kemerdekaan Xinjang lewat situsnya.
Tohti menyangkal disebut separatis. Banyak pihak di Cina juga menyebutnya moderat. Ia juga menolak tuduhan mempromosikan kemerdekaan Xinjiang, karena Uighur Online bertujuan mengedukasi penutur Bahasa Cina dan Uighur tentang masalah sosial yang mereka hadapi.
“Yang saya tahu ayah saya disebut ekstremis kejam, yang pikirannya perlu dicuci,” kata Jewher.
“Saya bersyukur mendapat kesempatan menceritakan kisah ayah saya, karena ayah saya tidak bisa menceritakannya,” lanjutnya.
Sebelum sesi penyerahan hadiah, Jewher duduk di sebelah kursi kosong. Kursi yang seharusnya diduduki sang ayah.
Ia juga mengatakan bagaimana keluarganya terakhir kali mendapat kabar ayahnya. “Terakhir kali saya mendapat kabar tentang ayah tahun 2017. Setelah itu tidak ada lagi,” katanya.
Jewher mengatakan setelah berpisah tahun 2013, ia berpikir ayahnya telah meninggal. Namun muncul kabar tahun 2017, dan ada harapan sang ayah akan kembali.
Harapan itu musnah setahun kemudian dan Jewher yakin sang ayah telah tewas di penjara.
“Kini, saya berharap ayah saya bernasib sama dengan Oleg Sentsov,” kata Jewhre.
Oleg Sentsov adalah sutradara film Ukraina yang dipenjara atas tuduhan terorisme, dan dibebaskan November 2019.