Sejak tahun lalu, SPBU Total yang jumlahnya 18 buah, satu persatu ditutup. Penutupan SPBU Total merupakan strategi
JERNIH-Setelah sebelas tahun beroperasi di Indonesia, akhirnya PT Total Oil Indonesia menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Tanah Air.
Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho menjelaskan bahwa keputusan menutup SPBU di Indonesia merupakan strategi Total secara global, dalam hal manajemen portofolio Total secara aktif. Magda juga menjelaskan penutupan SPBU Total tidak ada hubungannya dengan pandemi Covid-19.
“Ini murni strategi Total secara global terkait manajemen portofolio kami secara aktif, (bukan karena pandemi Covid-19),” jelas Magda, pada Jumat (7/5/2021).
Perusahaan yang menjalankan bisnis SPBU sejak 2009 itu, mulai menutup bisnis SPBU sejak akhir tahun lalu hingga tahun 2021.
Menurut Magda sejak tahun lalu pihaknya mulai menutup SPBU dengan waktu yang berbeda-beda.
Sebelumnya jumlah SPBU Total di Indonesia mencapai 18 SPBU. Sebagian besar SPBU itu berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk melepaskan bisnis retail fuel kami di Indonesia, ini artinya seluruh 18 SPBU yang sebagian besar memang ada di Jabotabek,”.
Namun yang tutup hanya SPBU saja karena pihaknya masih akan tetap melayani permintaan produk pelumas di Indonesia.
“Kami tetap berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk specialty lainnya,”.
Total Oil Indonesia beroperasi di 130 negara. PT Total Oil Indonesia mulai beroperasi komersial di Indonesia sejak 2003. Namun di bidang hulu migas, perusahaan asal Prancis ini sejak 1968 telah beroperasi di Indonesia, melalui Total E&P Indonesia, (tvl)
Total E&P Indonesie mengelola salah satu blok gas terbesar RI, Blok Mahakam. Namun per 1 Januari 2018, pengelolaan Blok Mahakam telah beralih ke PT Pertamina. (tvl)