- Jika Bashar al-Assad mengirim pasukannya untuk perang di Ukraina, Suriah kosong dan oposisi bangkit.
- Oposisi yang bertahan di barat laut Suriah menunggu peluang itu. Sebab mereka belum terkalahkan.
JERNIH — Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad akan berubah menjadi kontrobutor tentara bayaran terbesar bagi Rusia. Kapan pun Rusia membutuhkan, Bashar al-Assad akan menyediakn.
Ahmad Baccora, anggota Koalisi untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah (SMDK) dan koordinator umum Komisi Bersama Turki-Suriah, mengatakan warga Suriah di bawah rezim Al-Assad dianggap memenuhi kewajiban untuk berperang bersama Rusia di Ukraina.
BACA JUGA:
- Kombatan Suriah Siap Bertempur di Ukraina, tapi Belum Ada Instruksi
- Kremlin Paksa Migran Asia Tengah Bertempur di Ukraina
“Moskwa menjanjikan gaji 1.500 dolar AS, atau Rp 21,5 juta, per bulan bagi warga Suriah yang mau berprang di Ukraina,” kata Baccora kepada Daily Sabah. “Masih ada iming-iming lain; hadiah dan kompensasi jika terluka.”
Menurut Baccora, anggota YPG dan PKK — dua kelompok pejuang Kurdi — juga dapat dikirim ke Ukraina.
Kremin pekan lalu mengatakan sukarelawan, termasuk dari Suriah, dipersilahkan bertempur bersama Rusia di Ukraina. Seorang pemantau perang mengatakan Rusia telah menyusun daftar 40 ribu kombatan Al-Assad dan milisi sekutu yang siap ditempatkan di Ukraina.
Moskwa membantu Suriah dengan mengirim tentara bayaran Wagner Group tahun 2015. AU Rusia membantu rezim Al-Assad merebut Aleppo yang dikuasi pasukan oposisi.
Al Assad adalah satu dari sedikit kepala negara yang secara terbuka mendukung invasi Putin ke Ukraina. Ia berutang banyak kepada Moskwa setelah bantuan Vladimir Putih membuat Suriah merebut semua wilayah yang dikuasai oposisi.
Kombatan Suriah dikarhkan untuk bertarung bersama Jenderal Khalifa Haftar di Libya, menyerang pemerintah yang diakui PBB di Tripoli. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengencam keputusan Rusia, tapi dia juga mengundang orang asing untuk berperang di negaranya.
Kekosongan di Suriah
Al Assad melihat Ukraina sebagai peluang mempererat hubungan denagn Moskwa. Namun, keputusan Al-Assad mengirim pasukan ke Ukraina akan membuat terjadinya kekosongan di wilayah yang pernah dikuasai oposisi.
Saat ini, pertempuran berhenti di sebagian besar wilayah Suriah. “Kehadiran pasukan Suriah dalam jumlah besar akan menyebabkan kekosongan di Suriah, dan membahayakan rejim Assad,” ujar Baccora.
Selain itu, tekanan Rusia untuk menyatukan PKK dengan rezim Al-Assad telah berkurang. Dalam satu kasus, prajurit PKK di tikur laut Suriah mengibarkan bendera oposisi Suriah kali pertama. Terutama di distrik Arab. Itu artinya terjadi pergeseran kesetiaan.
“Rezim Al-Assad telah kehilangan kekuatannya,” kata Baccora. “Suriah kini tergantung pada sedikit kombatan berpengalaman, rekrutan muda, dan tentara asing.”
Ekonomi Suriah hancur akibat konflik selama satu dekade, dan sanksi melelahkan. Sebanyak 500 ribu penduduk Suriah tewas, sebagian besar akibat serangan pembom Rusia.
Bahkan bom-bom Rusia juga banyak membunuh tentaranya sendiri dan pasukan Iran. Sekitar empat juta orang mengungsi dan tinggal di barat laut Suriah — wilayah kantong terakhir yang memerangi Al-Assad dan tidak pernah bisa dicaplok gabungan kekuatan Iran, Suriah, dan Rusia.