Perempuan lebih mematuhi seluruh protokol kesehatan yakni aturan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
JERNIH-Satgas Covid-19 Bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku dan BKKBN melakukan survei kepatuhan terhadap protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Survei dilakukan untuk melihat tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan terutama sebelum obat dan vaksin Covid-19 ditemukan. Sayangnya hasil survei menunjukkan tingkat kepatuhan kaum pria dalam melaksanakan protokol kesehatan sangat kurang.
Dari survei tersebut terlihat bahwa ternyata perempuan jauh lebih patuh dibandingkan pria dalam urusan menaati protokol kesehatan.
“Berdasarkan jenis kelamin kaum perempuan jauh lebih patuh ketimbang pria dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Ketua Sub Bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku – Satuan Tugas (SATGAS) Penanganan COVID-19 – Dwi Listyawardani.
Dalam survei tersebut tergambar bahwa dalam hal urusan memakai masker, 94,8 persen perempuan patuh memakai masker, sementara pria hanya 88,5 persen.
Sedangkan berkaitan dengan penggunaan hand sanitizer, kepatuhan perempuan sekitar 83,6 persen dan pria 70,5 persen.
Bagaimana dengan tak lagi berjabat tangan? Ternyata sekitar 87,2 persen perempuan sudah tak lagi berjabat tangan, sedangkan pria baru 75,3 persen.
Terkait menghindari kerumuman, sebanyak 81,2 persen perempun kini mulai menghindari kerumunan sementara pria baru 71,1 persen.
Perempuan yang mematuhi aturan jaga jarak minimal satu meter mencapai 77,5 persen dan pria baru 68,7 persen.
Adapun untuk mencuci tangan selama 20 detik, kepatuhan perempuan 80,1 persen perempuan lebih taat mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun, sedangkan pria hanya 69,5 persen.
Sedangkan alasan kaum pria kurang patuh terhadap himbauan protokol kesehatan, lebih dari setengah atau 55 persen responden dalam survei tersebut menyebut karena tak ada sanksi menjadi alasan masyarakat untuk tak mematuhi protokol kesehatan.
Sementara 39 persen menyatakan enggan menerapkan protokol kesehatan karena tak ada penderita Covid-19 di lingkungan mereka. Sedangkan yang berkaitan dengan alasan pekerjaan yakni bekerja jadi sulit jika harus menerapkan protokol kesehatan sebanyak 33 persen.
Hasil survei tersebut akan dimanfaatkan tim bidang sosialisasi dan perubahan perilaku Satgas Covid-19 untuk meningkatkan kesadaran mereka mematuhi protokol kesehatan.
“Nanti kami akan menggencarkan lagi agar laki-laki, anak-anak, bapak-bapak untuk lebih patuh lagi meski ini tidak mudah. Mengapa angka kepatuhan bervariasi dari kelompok ke kelompok, ada beberapa sebab hal itu masih terjadi terutama dalam persepsi responden dalam efektivitas kesehatan”.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Sony Harmadi menyayangkan msih banyak masyarakat terutama kaum pria yang masih belum patuh terhadap protocol kesehatan, sebab angka penularan dapat ditekan drastis bila masyarakat patuh tiga M.
“Berbagai penelitian menunjukkan dalam tiga minggu angka penularan bisa ditekan secara drastis kalau kita mampu mendorong kepatuhan masyarakat tiga M,” kata Sony.
“Kalau kita cuci tangan dan pakai masker bedah risiko kita turun 30 persen kalau kita tambah jaga jarak turun risikonya sampai 15 persen. Menjaga protokol saja masih ada risiko. Ternyata dari tiga hal tiga M yang paling sulit adalah menjaga jarak, karena berasumsi dia teman dekat, oh dia aman kok. (Padahal) justru yang menularkan virus bukan orang jauh tapi orang terdekat.” Kata Sony menambahkan. (tvl)