Site icon Jernih.co

Sutiyoso : Pemindahan Ibu Kota Pekerjaan Maha Besar

Perpindahan orang-orang secara besar-besaran, tentu juga harus ditopang dengan pembangunan di sektor lainnya. Sebab, pada saat pemindahan harus ada tempat tinggal, sekolah dan infrastruktur lainya.

JENRIH- Dari zaman ke zaan, pemerintah Republik Indonesia memang sudah mewacanakan agar ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun di mata Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta, pemindahan tersebut merupakan pekerjaan yang maha besar.

Hal ini diungkap Bang Yos, dalam kanal Youtube Karni Ilyas Club pada Jumat (31/12). Dia bilang, pembangunan ibu kota baru bakal menghabiskan dana ratusan triliyun rupiah.

“Itu ratusan triliun dari pemerintah jadi gedung Istana, kantor departemen dan lainnya. Apakah duit kita cukup atau tidak? Tentu yang bisa jawab pemerintah,” kata Sutiyoso.

Di lain pihak, Sutiyoso menilai, pemerintah harus memikirkan bagaimana perpindahan sumber daya manusia yang banyak ke lokasi baru tersebut. Para Aparatur Sipil negara, merupakan individu yang harus dipindahkan bila rencana itu dilaksanakan.

Di mata Sutiyoso, perpindahan orang-orang secara besar-besaran, tentu juga harus ditopang dengan pembangunan di sektor lainnya. Sebab, pada saat pemindahan harus ada tempat tinggal, sekolah dan infrastruktur lainya.

“Pekerjaan amat besar. Tapi harus siap dengan efek-efek sampingannya,” kata Sutiyoso.

Meski mendapat kritik dari sejumlah pihak terutama di masa pandemi, pemerintah tetap ngotot memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Bahkan Surat Presiden dan naskah Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara Baru, sudah dilayangkan ke DPR RI pada 29 September 2021.

Surat tersebut, diserahkan langsung Menteri Sekertaris Negara Pratikno dan Kepala Bappenas kepada Ketua DPR RI Puan Maharani. Di dalamnya, tertulis kalau pemerintah merencanakan pemindahan Ibu Kota mulai semester I tahun 2024.

Saat ini, embukaan lahan di Kabupaten Penajam, Paser Utara dan Kutai Kartanegara juga tengah berjalan.[CNN Indonesia]

Exit mobile version