Site icon Jernih.co

Syrian Emergency Task Force Temukan Kuburan Massal 100 Ribu Korban Kebrutalan Rezim Keluarga al-Assad

JERNIH — Syrian Emergency Task Force, organisasi advokasi yang berbasis di AS, Senin 16 Desember, mengklaim telah meneukan kuburan massal berisi sedikitnya 100 ribu korban kebrutalan rezim Bashar al-Assad.

The New Arab melaporkan lokasi makam terletak di al-Qutayfah, sekitar 40 kilometer di luar Damaskus. Lokasi ini adalah satu dari lima kuburan massal yang diidentifikasi selama bertahun-tahun tapi baru dibuktikan setelah Bashar al-Assad terguling

Saat yang sama Anadolu Agency melaporkan lebih 12 kuburan massal ditemukan di Propinsi Daraa, di selatan Suriah, yang berisi jenazah warga sipil yang dibantai dibantai serdadu al-Assad.

Pernyataan dari kelompok anti-rezim al-Assad mengatakan satu lokasi kuburan massal di Distrik Izraa digali menggunakan peralatan konstruksi, dan ditemukan 31 jenazah. Jumlah jenazah kemungkinan bertambah. Penduduk setempat membantu penggalian.

Kru Anadolu juga merekam penggalian kuburan massal di Jembatan Baghdad di luar Damaskus, yang diyakini berisi puluhan warga sipil pembangkang dan dihabisi serdadu al-Assad.

Mengutip sejumlah sumber di kalangan penduduk, Anadolu memberitakan korban tewas akibat penyiksaan di Penjara Sednaya, dan penjara lainnya, dimakamkan di lokasi itu.

Dalam rekaman terlihat lubang-lubang panjang dan dalam, digali untuk mayat-mayat yang dikubur bertumpuk. Sisa jenazah terdapat dalam karung-karung dengan kode penjara dan nama-nama almarhum.

Korban Hafez dan Bashar

Khusus lokasi kuburan massal di luar Damaskus, Mouaz Moustafa — — Syrian Emergency Task Force — mengatakan ada lebih dari lima kuburan massal di luar Damaskus. Kuburan-kuburan itu tidak hanya berisi warga Suriah, tapi juga AS, Inggris, dan warga negara asing lainnya.

Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan terbunuh sejak 2011, ketika aksi demo damai rakyat direspon dengan pembantaian keras dan berkembang menjadi perang saudara skala penuh.

Pembantaian tidak hanya dilakukan Bashar al-Assad, tapi juga oleh Hafez al-Assad — yang meninggal tahun 2000. Kelompok HAM menuduh Hafez al-Assad melakukan pembunuhan di luar hukum, dan eksekusi massal di penjara.

Hafez dan Bashar berulang kali membantah tuduhan itu, dan menyebut pengkritiknya sebagai ekstremis.

Mouaz Moustafa mengatakan intelejen Angkatan Udara (AU) Suriah bertanggung jawab atas mayat-mayat yang dibawa dari rumah sakit militer. Jenazah korban penyiksaan itu dibawa kuburan massal.

Kantor pemakaman kota Damaskus, sesuai perintah, membawa jenazah-jenazah itu dengan truk pendingin dan menumpahkannya di lubang yang disediakan.

“Kami berbicara dengan orang-orang yang bekerja di kuburan massal yang melarikan diri dari Suriah, dan kami bantu melarikan diri,” kata Moustafa.

“Kami juga berbicara dengan pengemudi buldozer yang dipaksa menggali lubang besar, dan berkali-kali diperintah menghancurkan mayat-mayat itu agar muat di dalam lubang, dan menutupnya dengan tanah.

Exit mobile version