- Dua peleton bersenjata lengkap saling tembak di jalanan penuh barikade.
- Taiwan yakin pertahanan pertama dari serangan Cina adalah kota dan permukiman.
- Pertahanan berikutnya dalah desa dan pegunungan.
JERNIH — Taiwan, Kamis 6 Januari 2022, menggelar simulasi perang kota dan pertempuran jalanan untuk untuk menghadapi Cina.
Menurunkan kendaraan lapisa baja, tentara dari dua peleton berhadapan dalam pertempuran jalanan yang penuh barikade. Tentara Taiwan juga memperagakan gerakan dari satu ke lain rumah.
Lokasi pertempuran dibuat sedemikian mirip dengan suasana kota, yaitu jalan dengan deretan toko di kiri dan kanan, trotoir, dan fasilitas umum lainnya.
Taiwan memang harus mempersiapkan kemungkinan konflik bersenjata dengan Cina. Beijing secara terus-menerus menekan Taipei untuk berintegrasi. Taiwan menolak mentah-mentah tawaran itu.
“Setiap pertempuran untuk melindungi Taiwan di masa depan akan menjadi perang kota,” kata Kiwi Yang, seorang instruktur di Sekolah Infanteri Angkatan Darat, kepada TaiwanNews.
Saat ini, sebagian besar dari 23 juta penduduk Taiwan tinggal di kota. Kebanyakan kota terletak di pesisir, dan dipastikan menjadi sasaran pendaratan Cian.
“Setelah mendarat di kota-kota pesisir, pertempuran melawan Cina akan menjangkau permukiman dan kawasan komersial,” kata Yang.
Terakhir, masih menurut Yang, pertempuran akan berlanjut ke desa-desa dan kawasan pegunungan. Yang yakin pertahanan terakhir Taiwan saat menghadapi Cina adalah pegunungan.
Cuaca di Taiwan berubah-ubah, yang membuat pendaratan pasukan menjadi terbatas. “Menginvasi Taiwan akan menjadi tantangan besar bagi militer mana pun,” ujar Yang.
Selama beberapa dekade, analis percaya Cina tidak akan menginvasi Taiwan. Namun, peningkatan kekuatan militer Cina dalam beberapa tahun terakhir membuat analis yakin Beijing bertekad menyatukan Taiwan dengan kekuatan militer.
Perdebatan tentang Taiwan meningkat sejak Cina berada di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping. Otot geopolitik Cina terus menegang, dan menciptakan masalah bagi negara tetangga.
Khusus dengan Taiwan, pesawat-pesawat tempur Cina secara reguler terbang mendekati zona pertahanan udara, yang memicu kekhawatiran negara-negara Barat dan Jepang.