Site icon Jernih.co

Tak Ada Pesta Kembang Api Tahun Baru, Jerman Kembali Lockdown Hingga Januari

Kebijakan lockdown terpaksa diambil karena pemerintah kewalahan menghadapi gelombang kedua Covid-19.

JERNIH-Menjelang akhir tahun, Pemerintah Jerman memperketat kembali aktivitas masyarakat yang rencananya akan diberlakukan hingga Januari.

Keputusan lockdown tersebut terpaksa diambil dengan pertimbangan utama terjadi lonjakan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.

“Saya berharap cara yang lebih ringan. Tapi karena belanja Natal jumlah kontak sosial sangat meningkat,” kata kanselor Angela Merkel, dikutip Reuters, Senin (14/12/2020).

“Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan sesuatu,” kata Merkel lebih lanjut.

Dalam pengendalian penyebaran dan penularan Covid-19, selama gelombang pertama pandemi pada Maret-April, Jerman termasuk Negara Eropa yang berhasil dibanding Negara lainnya. Namun menghadapi Dibanding negara Eropa lainnya, Jerman dinilai lebih sukses mengendalikan. Namun menghadapi gelombang kedua, Jerman nampak kewalahan.

Dalam lockdown kali ini, pemerintah mengatur layanan perbankan masih diperbolehkan buka hingga 16 Desember. Sementara untuk toko-toko tertentu seperti supermarket dan apotek masih diperbolehkan buka untuk melayani masyarakat. Namun jenis usaha seperti salon rambut, kecantikan, hingga studio tato diwajibkan tutup.

Kegiatan belajar kembali melalui daring sebab sekolah juga ditutup. Nantinya pada malam pergantian tahun 2021 tidak ada pesta kembang api sebab penjualan kembang api dilarang pada malam tahun baru.

Dalam kebijakan lockdown kali ini, Pemerintah Jerman juga mendorong perusahaan untuk tutup atau mempekerjakan karyawan dari rumah (work from home).

Beberapa wilayah bahkan sudah lebih dulu memperketat pembatasan karena jumlah infeksi meningkat.

Jerman telah menerapkan lockdown parsial selama enam bulan, namun dirasa tidak memberi dampak memuaskan.

“Lockdown ringan memberikan dampak, tetapi tidak cukup,” kata perdana menteri Bavaria, Markus Soeder.

Dalam lockdown enam bulan tersebut, pemerintah menutup bar dan restoran. Namun aktivitas toko dan sekolah tetap berjalan seperti biasa.

“Situasi tidak terkendali,” katanya.

Para politisi sudah mengeluarkan peringatan setelah terjadi lonjakan kasus positif maupun kematian COVID-19 dalam beberapa hari mencatatkan rekor tertinggi. (tvl)

Exit mobile version