- Kamp konsentrasi Auschwitz dibebaskan Tentara Merah Rusia dari pendudukan Nazi Jerman.
- FSB buka dokumen keterlibatan Nazi Polandia dalam eksekusi massal di kamp kematian itu.
JERNIH — Bertepatan dengan Peringatan 80 Tahun Pembebasan Auschwitz, Dinas Keamanan Federas Rusia (FSB) merilis dokumen yang menjelaskan keterlibatan seorang kolaborator Nazi Polandia dalam eksekusi massal di kamp konsentrasi itu.
Menurut dokumen itu, operasi kamp kematian bergantung pada kolaborator yang berada di antara narapidana yang dikenal dengan nama ‘kapo’, yang nama aslinya Josef Pietzka. Ia lahir di Chorzow tahun 1914. Awalnya, ‘kapo’ atau Pietzka adalah narapidana biasa yang dipenjara di Auschwitz tahun 1940 sampai 1943 karena menghindari dinas militer.
Pietzka dibebaskan di bawah pengawasan polisi di Katowice. Selama interogasi oleh otoritas Soviet, Pietzka mengklaim dia menolak kesempatan melarikan diri karena merasa nyaman dengan peran sebagai ‘kapo’.
Ia melaporkan telah menganiaya para buruh akrena lamban mengerjakan tugas. Kelompok kerjanya mengangkut kargo, termasuk jenazah narapidana yang meninggal, serta abu dari kremataroium. Ia mengklaim unitnya mengangkut seratus sampai 500 jenazah setiap hari.
Jaksa Soviet menyimpulkan Pietzka sakit mental dan memerlukan perawatan wajib. Tahun 1955, Pietzka diserahkan ke Jerman Timur, yang bersekutu dengan Uni Soviet, setelah itu nasibnya tak diketahui.
Nazi membuka Auschwitz tahun 1939 sebagai kamp konsentrasi, kemudian memperluasnya untuk melakukan pemusnahan massal. Pada 27 Januari 1945 Tentara Merah Rusia memasuki Auschwitz dan menemukan sekitar 7.000 tahanan kurus kering, karena sebagian besar penghuninya dipaksa berbaris menjauh dari Tentara Merah.
Menariknya, Polandia tidak mengundang Rusia dalam peringatan 80 Tahun Pembebasan Auschwitz dengan alasan konflik Ukraina yang sedang berlangsung. Ini pula yang membuat Rusia merilis dokumen yang membongkar keterlibatan Nazi Polandia dalam eksekusi massal di kamp konsentrasi itu.
Sekitar 1,1 juta orang tewas di Auschwitz karen kerja paksa, kekurangan gizi, penyakit, eksekusi singkat, dan pembunuhan massal sistematis. Tidak hanya Yahudi, Nazi juga menyingkirkan orang-orang tak diinginkan; etnis Roma, homoseksual, penyandang disabilitas, dan kriminal.