Site icon Jernih.co

Takut Invasi Cina, Penduduk Taiwan Berbondong-bondong Latihan Menembak dan Tempur

JERNIH Penduduk Taiwan berbondong-bondong latihan menembak dan tempur di tengah kekhawatiran Cina akan mengambil keuntungan dari fokus AS dan Barat ke Ukraina.

Seorang eksekutif perusahaan pelatihan menembak dan tempur mengatakan pemesanan tempat untuk latihan airsoft gun meningkat tiga sampai empat kali lipat sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Max Chiang, kepala eksekutif pelatihan menembak Polar Light, mengatakan kepada Reuters bahwa semakin banyak orang datang utnuk berlatih tempur.

Beberapa pelanggan baru, menurut Chiang, belum pernah memegang senjata apalagi menembak. Mereka datang dengan kekhawatiran Cina akan menginvasi Taiwan ketika Barat fokus ke Ukraina

Sejak Rusia menyerbu Ukraina, militer Taiwan meningkatkan kesiagaan di Selat Taiwan. Sejauh ini belum terdeteksi aktivitas tidak biasa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di wilayah itu. Taiwan hanya diganggu inkursi pesawat tempur Cina ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ).

Seperti Ukraina, Taiwan tidak punya perjanjian pertahanan formal dengan AS. Ini mendorong seruan bagi setiap warga negara untuk meningkatkan pertahanan diri.

Banyak yang menyarankan langkah-langkah memperpanjang masa wajib militer, meningkatkan pelatihan cadangan, dan membangun kekuatan pertahanan teritorial, serta membentuk legiun asing.

Survei Taiwan International Strategic Study Society yang dipublikasikan 15 Maret lalu memperlihatkan 70,2 persen penduduk Taiwan bersedia membela Taiwan jika Cina mengambil tindakan militer.

Ini adalah peningkatan substansial. Dalam survei serupa yang dipublikasikan Desember 2021, hanya 40,3 persen penduduk Taiwan yang bersedia angkat senjata memerangi Cina.

Taiwan memiliki undang-undang senjata sangat ketat. Sulit bagi orang Taiwan mendapatkan akses ke senjata api. Sebagian besar senjata yang beredar saat ini adalah airsoft gun dengan proyektil plastik.

Namun itu bukan masalah. Penduduk Taiwan tampaknya ingin berlatih menembak dan bertempur agar siap memegang senjata sungguhan jika Cina menyerang.

Penduduk juga dapat melatih diri menghadapi berbagai skenario militer, seperti membersihkan gedung, penyelamatan sandera, dan pertolongan pertama korban terluka.

Exit mobile version