Juru Bicara Taliban menyebut pasukan keamanan Taliban masih belum terlatih menangani perempuan.
JERNIH-Dengan alasan untuk menjaga keselamatan perempuan Afganistan, Taliban meminta agar perempuan di Afganistan yang bekerja untuk tetap tinggal di rumah.
Dilansir BBC International, pada Rabu (25/8/2021) Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid menyebut pasukan keamanan Taliban masih belum terlatih menangani perempuan.
“Pasukan keamanan kami tidak terlatih dalam menangani wanita, bagaimana berbicara dengan mereka,”
Untuk itu, Mujahd menyebut, sampai pemerintah Taliban membuat sistem yang tepat untuk diterapkan, diminta perempuan tetap tinggal di rumah.
“Sampai kami memiliki (sistem) keamanan penuh … kami meminta wanita untuk tinggal di rumah.” kata Mujahid menjelaskan alasan mengapa para perempuan di Afganistan untuk tetap tinggal di rumah.
Namun pihak Taliban menyebut aturan baru untuk perempuan di Afghanistan tersebut, dimaksud untuk kepentingan dan keselamatan perempuan Afghanistan sendiri.
“Ini prosedur yang sementara,” kata Mujahid lebih lanjut.
Larangan perempuan di Afganistan berada di luar rumah pernah diterapkan kelompok Taliban saat mereka berkuasa dari tahun 1990 hingga 2001. Hukum ketat diberlakukan terhadap perempuan yang diketahui meninggalkan rumah.
Sebelumnya, sehari setelah menguasai Kabul pekan lalu, Taliban berjanji memberikan hak-hak kepada perempuan dan anak perempuan. Termasuk kebebasan berbicara.
Pada Minggu (15/8/2021), Taliban berhasil mengambil alih sejumlah kota, menguasai ibu kota negara, Kabul, dan Istana Kepresidenan dari pasukan Afghanistan. Presiden Afganistan Ashraf Ghani telah pergi keluar negeri sebelum milisi Taliban masuk Istana Kepresidenan.
Taliban berupaya mendorong narasi bahwa mereka telah memperlunak sikap mereka yang ekstrem seperti pada dekade 1990an silam.
Melalui juru bicaranya, Taliban mengklaim bahwa pemerintahan baru akan berbeda dari masa kepemimpinan pada tahun 1996-2001, yang terkenal dengan rajam dan pembatasan super ketat terhadap perempuan.(tvl)