- Pembantaian terjadi saat Kandahar di bawah Jenderal Polisi Abdul Raziq
- Kini masyarakat Kandahar menuntut keadilan, dengan menyeret pelaku yang masih hidup ke meja hijau.
JERNIH — Pemerintah Afghanistan menemukan kuburan massal di Spin Boldak, sebuah desa di perbatasan Pakistan, dan memicu seruan keadilan untuk para korban.
ArabNews memberitakan kuburan berisi 12 jenazah penduduk sipil. Lokasi kuburan terletak di selatan Kandahar, tempat pertempuran sengit antara pasukan pemerintah Afghanistan dukungan Barat dan pejuang Taliban berlangsung selama dua dekade.
Dalam klip video yang dibagikan penduduk setempat dan pejabat Taliban terlihat masyarakat berkumpul di sekitar tumpukan tulang-belulang.
Bilal Karimi, juru bicara Taliban, mengatakan kuburan dari sekitar delapan atau sembilan tahun lalu, ketika wilayah itu berada di bawah kendali pemerintahan sebelumnya.
“Penyelidikan sedang berlangsung,” kata Karimi.
Pejabat Taliban lainnya mengatakan pembunuhan itu terjadi ketika Jenderal Abdul Raziq menjabat kepala polisi Kandahar. Raziq terlibat dalam penyiksaan dan penculikan, dan dikenal paling keras melawan Taliban. Ia dibunuh tahun 2018.
Abdul Kabir Mukhlis, seorang warga Kandahar, menyerukan keadilan bagi korban pembantaian, “Banyak penculikan, penghilangan, dan pembunuhan terjadi di Kandahar,” katanya.
Mukhlis sekarang tinggal di Propinzi Zabul, tapi belajar di Kandahar selama beberapa tahun. Ia bertahun-tahun hidup di bawah ancaman kekerasan dan kebrutalan.
“Saya bersumpah demi Allah, saya tidak memiliki satu hari pu tanpa terancam saat Raziq dan sekutunya berkuasa dengan kejam,” kata pria berusia 28 tahun itu. “Saya melibat banyak insiden. Teman-teman saya menghilang.”
Mukhlis meminta Taliban membawa mereka yang terlibat ke pengadilan, terutama yang masih hidup dan tinggal di Afghanistan.
Hekmatullah Zaland, direktur eksekutif Pusat Studi Strategis dan Regional di Kabul, mengatakan tokoh-tokoh militer kuat melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum dalam dua dekade terakhir. Semua itu dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan.
“Atas nama keamanan banyak orang tak bersalah terbunuh di selatan Kandahar,” katanya. “Kuburan massal yang baru saja ditemukan mungkin hanya salah satu bukti.”
Ia juga mengatakan dengan alasan perang melawan teror, pemerintah Afghanistan terdahulu dan sekutu internasional menyebabkan begitu banyak kerugian bagi penduduk sipil. Kerugian itu tidak dapat dikompensasikan.
“Hanya keadilan yang bisa menyembuhkan luka bangsa Afghanistan dan keluarga korban,” katanya.