- Korban dibakar di atas dua truk. Jumlah mereka 27 orang.
- Korban lain tidak bisa dihitung karena terbakar sempurna di satu mobil.
- Junta militer membantah semua laporan saksi mata.
JERNIH — Tentara Myanmar membunuh dan membakar 35 penduduk Desa Mo So di negara bagian Kayah. Dua aktivis badan amal internasional Save the Children hilang.
Mengutip sejumlah saksi mata, Daily Mail memberitakan Tatmadaw — nama populer untuk tentara Myanmar — membunuh wanita dan anak-anak pada Jumat 24 Desember malam.
Foto-foto yang disebut sebagai Pembantaian Malam Natal di Desa Mo So menyebar di media sosial, memicu kemarahan terhadap militer yang mengambil alih kekuasaan Februari 2021.
Desa Mo So terletak tepat di kuar Kotapraja Hpruso, negara bagian Kayah, dan menjadi tempat pengungsi berlindung dari serangan tentara.
Akun tidak dapat diverifikasi secara independen memasang foto-foto yang menunjukan 30 tubuh hangus terbakar, dengan tiga kendaraan masih dilalap api.
Myanmar berada dalam kekacauan politik sejak kudeta Februari 2021. Kelompok pemantau lokal mengatakan lebih 1.300 orang terbunuh oleh pasukan keamanan.
Angkatan Pertahan Rakyat (PDF) bermunculan di seluruh negeri, bersenjatakan apa saja, dan coba melawan junta militer. Mereka menarik militer ke dalam kebuntuan politik dan bentrok berdarah tak berkesudahan.
Kepada Associated Press, seorang penduduk desa mendatangai lokasi pembantaian dan menemukan asap masih mengepul. Merka yang selamat lari ke dekat Desa Koi Ngan, tidak jauh dari Mo So.
Pembantaian terjadi setelah Tatmadaw bertempur hebat dengan kelompok PDF. Setelah orang-orang PDF mundur, tentara menangkap orang-orang yang berjalan ke kamp pengungi dan membunuhnya.
Save the Children mengatakan dua staf-nya terjebak di tengah pertempuran. Dua staf itu sedang dalam perjalanan pulang usai melakukan pekerjaan tanggap kemanusiaan.
“Kami mendapat informasi kendaraan mereka diserang dan dibakar,” demikian pernyataan Save the Children.
Tidak hanya staf Save the Children yang ada di dalam mobil, tapi juga wanita dan anak-anak. “Militer mengeluarkan mereka, membunuh, dan membakar tubuh mereka,” lanjut pernyataan resmi Save the Children.
Inger Ashing, kepala eksekutif Save the Children, mengatakan; “Kami ngeri atas kekerasan terhadap warga sipil dan staf kami yang berdedikasi terhadap kemansuiaan.”
Seorang penduduk desa mengatakan kepada Reuters bahwa dia melihat 32 mayat. Save the Children punya versi sendiri, yaitu 38 mayat.
Myanma Alinn, surat kabar yang dikelola militer, memberitakan pertempuran pecah di dekat Desa Mo So, sepanjang Jumat. Bukan PDF yang terlibat pertempuran itu tapi pasukan etnis Karen yang dikenal sebagai Partai Progresif Nasional Karenni.
Tentara melihat kendaraan mencurigakan dan berusaha menghentikannya. Kendaraan yang dikemudikan Gerilyawan Kerenni menolak berhenti dan menembak.
Seorang anggota kelompok PDF lokal mengatakan pejuangnya menemukan kendaraan itu Sabtu pagi, setelah mendengar militer menghentikan semua kendaraan di Hpruso.
“Kami memeriksa lokasi kejadian dan menemukan mayar dibakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat,” kata pejuang PDF itu kepada kantor berita AFP.
Ada mayat lain di truk, yang relatif telah menjadi debu dan tidak bisa dihitung. Mayat yang masih bisa dihitung adalah yang belum terbakar seluruhnya.
Pemantau Saksi Myanmar mengatakan telah mengkonfirmasi pembantaian itu. Disebutkan jumlah korban 35 orang, termasuk anak-anak dan wanita.