Site icon Jernih.co

Tentara Myanmar Serang Desa-desa Pendukung NLD di Pinggiran Mandalay

JERNIH — Tentara dan polisi Myanmar mengepung Chaunggyi, sebuah desa di kotapraja Thabeikkyin wilayah Mandalay, menembaki rumah-rumah penduduk dan membunuh lima orang.

Myanmar Now memberitakan pengepungan terjadi Selasa 17 Maret sore, dan berlangsung sampai malam, ketika lima truk tentara datang dan menembaki rumah-rumah penduduk.

Chaunggyi terletak 100 kilometer sebelah utara Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Sebelumnya, Senin 15 Maret, tentara dan polisi secara brutal menembaki pengunjuk rasa.

Satu dari lima korban tewas di Chaunggyi adalah gadis berusia 15 tahun yang bersembunyi di dalam rumah. “Gadis itu tertembak di dada,” kata seorang pekerja bantuan.

Sekitar 25 orang luka terkena tembakan. Korban jiwa kemungkinan bertambah, karena beberapa luka tembak serius.

Tentara tidak hanya menyerang dan mengepung Chaunggyi, tapi juga dua desa di kotapraja Thabeikkyin. Serangan ke dua desa ini singkat saja, dan dilakukan tentara dan polisis dalam perjalanan menuju Chaunggyi.

Bala Bantuan

Dari Chaunggyi, prajurit bergabung dengan bala bantuan yang dikirim ke utara. Penduduk Nweyon, sebuah desa di Kotapraja Singu, berusaha memblokir kendaraan militer tapi segera diserang.

Korban luka tembak tidak bisa dibawa keluar Chaunggyi. Mereka tanpa perawatan medis sepanjang malam, karena tidak ada petugas medis yang berani mengunjungi desa itu.

“Kami juga takut mengirim korban luka ke rumah sakit,” kata seorang penduduk kepada Myanmar Now. “Kami juga takut ke Mandalay.”

Satu korban tertembak di paha dan dalam kondisi sangat buruk. Keluarganya tidak punya uang untuk membayar rawat inap rumah sakit.

Sumber lain mengatakan selain lima korban tewas dan 25 luka-luka, tentara dan polisi juga menangkap 14 orang dari Desa Chaunggyi, dan belasan lainnya dari dua desa sekitar.

Sebelum Serangan

Chaunggyi dan desa-desa lain di pinggiran Mandalay adalah basis kuat Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Di sini, USDP — partai yang didukung militer — berkampanye habis-habisan tapi mendapat sedikit suara.

Tidak jauh dari Chaunggyi terdapat pangkalan militer, tapi penduduk tetap memilih NLD. Chaunggyi, dan desa-desa di pinggiran Mandalay, menjadi layak untuk diteror.

Sebelum serangan Selasa sore, tentara datang mengintimidasi. Beberapa mengatakan datang untuk mengambil senjata yang tertinggal dan hilang.

Penduduk diminta mencari senjata itu dan mengembalikannya. Jika senjata tak ditemukan, tentara akan kembali menembaki desa.

“Penduduk menemukan peluru, dan mengambalikannya ke tentara,” kata seorang penduduk. “Tentara menemukan satu senjata, tanpa peluru.”

Seorang biksu desa sempat berbicara dengan tentara agar membebaskan mereka yang ditahan. Namun, imbauan biksu tak didengar dan tentara tetap membawa penduduk entah ke mana.

Tentara tahu biksu tertinggi di Myanmar mendukung militer, jadi tak perlu mendengarkan biksu lokal.

Exit mobile version