- Serangan terjadi dua hari berturutan; Selasa 13 April dan Rabu 14 April.
- Serangan pertama menewaskan dua warga sipil.
- Serangan kedua menembaki permukiman, menghancurkan kotak amal masjid, dan mengambil isinya.
JERNIH — Tentara Myanmar menembak mati dua warga sipil, melukai enam lainnya, dan merampok kotak amal masjid selama serangan Selasa dan Rabu 13 dan 14 April di Mandalay.
Penembakan terjadi di Mytinge, wilayah Mandalay. Dua pria tewas berasal dari bangsal kota Yankin. Jenazah keduanya dikremasi di Pemakaman Mytinge Myoma pukul 09:00, Rabu 14 April.
Keesokan hari, Rabu, 14 April, tentara datang lagi sekitar pukul 14:00 untuk menghancurkan barikade yang dipasang penduduk setempat, menembaki rumah-rumah di bangsal Thazin.
Seorang penduduk mengatakan tentara menghancurkan kotak sumbangan, dan menjarah isinya. Myanmar Now tidak menyebut nama masjid. Sebagai kota bisnis populer sejak abad ke-18, Mandalay memiliki banyak pemukim Muslim dari berbagai etnis, dan puluhan masjid.
“Kami masih belum tahu berapa banyak uang yang mereka ambil. Mereka masih memblokir masjid, sehingga tidak ada yang berani keluar rumah,” kata seorang warga.
Penyerangan ke masjid terjadi ketika Muslim menjalahkan hari pertama Ramadan. Biasanya, masjid-masjid di Mandalay akan ramai pada jam-jam jelang bukan puasa.
Juru bicara militer tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar terkait pembunuhan, dan perampokan kotak sumbangan masjid.
Warga mengatakan tentara juga menembaki Hpa Paung, desa terdekat, pada Rabu malam. Seorang relawan bantuan pengumpul mayat kini langka, karena banyak yang terbunuh saat mengambil jenazah.
Penembakan juga terjadi di kota Sintgaing, 16 kilometer dari Mytinge. Seorang pria ditembak mati, dan jenazahnya dikremasi keesokan hari.
Mytinge menjadi target penyerangan karena hampir setiap hari ratusan orang menggelar aksi protes di jalan-jalan. Tentara masih akan mendatangi kota ini untuk membunuh lebih banyak lagi jika aksi unjuk rasa masih berlangsung.