Bangkok — Thailand mengklaim sukses mengobati pasien virus korona dengan campuran antivirus yang biasa digunakan mengobati flu dan pengidap HIV.
Kriangsak Attipornwanich, dokter di RS Rajavithi Bangkok, mengatakan seorang pasien berusia 71 tahun menunjukan peningkatan dramatis setelah dirawat dengan campuran kedua antivirus itu.
“Setelah 48 jam pasien menjalani tes untuk mengetahuui apakah masih terinfeksi virus korona, dan hasilnya negatif,” kata Attipornwanich kepada wartawan, Minggu 2 Februari 2020.
* Jutaan Warga Cina Saksikan Live Streaming Pembangunan Dua Rumah Sakit
* Pasien Virus Korona Meninggal, Publik Filipina Marah dan Cemas
* Virus Korona: Cina Sebut AS tak Bermoral
Semula, masih menurut Attipornwanich, pasien kelelahan dan hanya bisa berbaring. “Dua belas jam setelah diberi obat itu, pasien bisa duduk di tempat tidur,” katanya.
Attipornwanich mencampur oseltamivir, obat antiflu, dengan lopinavir dan ritonavir — dua obat anti-HIV. Kini, Kementerian Kesehatan Thailand, masih menunggu penelitian untuk membuktikan temuan penting ini.
Thailand sejauh ini mendeteksi 19 kasus korona virus terkonfirmasi. Seluruh pasien berasal dari Wuhan. Pasien yang diberi campuran obat itu semula dirawat di RS Hua Hin di Prachuap Khiri Khan. Kemudian dipindahkan ke RS Rajavithi pada 29 Januari.
Bangkok Post melaporkan Attipornwanich tidak melakukannya sendirian. Prof Subsai Kongsangdao terlibat dalam pengujian ini.
Kriangsak mengatakan otoritas kesehatan Cina mulai menggunakan kombinasi antivirus untuk mengobati pasien korona.
“Kami memeriksa dan menemukan bahwa pasien MERS secara efektif diobati dengan obat flu,” katanya. “Kami menambahkan anti-revroviral, dan hasilnya bagus.”
Kini, seluruh dari 19 pasien korona virus di Thailand diberi obat yang sama.