Site icon Jernih.co

Tiga Juta Warga Sipil Kiev Siap Evakuasi, Penduduk pro-Moskwa akan Pindah ke Rusia

JERNIH — Ukraina sepenuhnya akan mengevakuasi tiga juta penduduk Kiev jika pasukan Rusia melintasi perbatasan.

Roman Tkachuk, direktur keamanan Kiev, mengatakan ibu kota akan sepenuhnya ditinggalkan penduduk sipil jika terjadi perang. Namun Tkachuk tidak menyebut ke mana penduduk kota akan dievakusi, dan bagaimana caranya.

“Jika terjadi perang, Kiev hanya akan dihuni pekerja infrastruktur dan Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Tkachuk kepada Radio Hromadsake. “Namun, mereka yang memilih bertahan dan melawan tidak akan dipaksa keluar.”

Pengumuman evakuasi muncul di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina. Moskwa menempatkan 100 ribu pasukan di perbatasan Ukraina, dan Washington mengatakan Kremlin merencanakan invasi.

Krisis Ukraina dimulai 2014, menyusul Peristiwa Maidan — protes jalanan yang diwarnai kekerasan dan penggulingan pemerintahan terpilih yang pro-Rusia. Tak lama kemudian dua wilayah timur Ukraina; Donetsk dan Lugansk menyatakan memisahkan diri.

Keduanya membentuk diri menjadi Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR). Moskwa menolak mengakui keduanya sebagai negara berdaulat, dan menyerukan integrasi keduanya ke dalam Ukraina dengan status khusus.

Belakangan, parlemen Rusia mendesak Presiden Vladimir Putin mengakui DPR dan LPR sebagai negara mereka, terpisah dari Ukraina. Kremlin belum merespon desakan ini, karena kepentingan Rusia bukan DPR dan LPR tapi Ukraina secara keseluruhan.

Jumat 18 Februari, ketua DPR dan LPR merekomendasikan agar warga mengungsi ke Rusia. Keduanya menuduh Kiev merencanakan serangan. Menteri Luar Negeri Dumitry Kuleba membantah tuduhan itu dengan menyebutnya disinformasi.

Exit mobile version