JAKARTA-Berawal dari bantahan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta Mundardjito yang menyatakan TACB belum pernah mengeluarkan rekomendasi yang ditujukan untuk penyelenggaraan mobil balap listrik atau Formula E di Monas.
“Saya enggak tahu, kita enggak bikin. Saya ketuanya,” kata Mundardjito.
Mundardjito juga menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta belum melakukan koordinasi yang berkaitan dengan kajian penyelenggaraan Formula E di kawasan Monas. Bahkan Mundardjito mengetahui rencana perhelatan Formula E yang akan berlangsung pada 6 Juni 2020 mendatang, saat adanya penolakan penggunaan Kawasan Monas dari Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno.
“Baru tahu kemudian ditolak, mula-mula sama setneg. Jadi gimana juga enggak ngerti,” kata Mundardjito menjelaskan.
Terkaitnya TACB dengan ribut-ribut formula E disebabkan, dalam surat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang berisi perbaikan rute lintasan atau sirkuit formula E dengan panjang 2,6 meter, rute searah jarum jam dengan 11 tikungan, dimana dalam surat tersebut ditulis bahwa pembuatan rute sirkuit setelah memperoleh rekomendasi dari TACB. Surat Anies tersebut dikirim ke Mensesneg Pratikno, pada Selasa (11/2).
“Dalam rangka menjaga fungsi, kelestarian lingkungan dan cagar budaya di kawasan Medan Merdeka dalam pelaksanaannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memperoleh rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta yang dituangkan ke dalam Surat Kepala Dinas Kebudayaan tanggal 20 Januari 2020 Nomor 93/-1.853.15 tentang Penyelenggaraan Formula E 2020,” tulis Anies yang dikutip dari salinan surat yang dikirimkan ke Mensesneg.
Berdasarkan pernyataan Mundardjito tersebut, Ketua DPRD DKI Jakarta, Edi Marsudi bertandang ke kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat. Dia mengadukan dugaan kebohongan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang telah mengantongi surat rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta untuk menggelar Formula E di Monas.
Edi sengaja bertemu dengan Sekretaris Mensesneg, Setya Utama untuk menginformasi kebenaran surat tersebut karena Ketua TACB, Mundardjito, membantah memberikan rekomendasi tersebut.
Baca juga: Trek Formula E Biayanya Mahal, Usai Acara Dibongkar Lagi?
“Kami sebagai ketua dewan melihat ada manipulasi lagi, bahwa seakan-akan Kepala Cagar Budaya Pak Mundardjito ini mengiyakan padahal belum dikonfirmasi. ini kan juga saya bertanya kepada Pak Setneg kok dibolehkan,”.
Menurut Prasetio, pihak Setneg juga tidak mengetahui tentang dugaan manipulasi surat rekomendasi TACB tersebut.
“(Makanya) Saya minta masukan dengan Pak Sesmen yang waktu itu bertemu dengan Pak Anies langsung. Kan mereka yang merupakan tim pengarah,” kata Edi.
Prasetyo Nampak kecewa dengan manipulasi surat rekomendasi TACB tersebut yang menurutnya Anies telah melakukan pembohongan publik.
“Seperti ini kan harus sama harus sinkron. Apakah dia sudah mendapatkan izin atau belum. Tapi kalau semua main tabrak-tabrak saja ya negara ini ada aturannya. Saya sebagai pimpinan daerah DPRD, saya kecewa dan ini adalah pembohongan publik itu saja,”.
Prasetio menyatakan meskipun dirinya tidak keberatan Formula E digelar di Monas namun menurutnya lebih tepat sirkuit Formula E dibangun di Ancol.
“Kita kan punya tempat sendiri namanya Ancol, kita perbaiki dan pariwisatanya juga kita dapat. Kalau bicara masalah pendapatan ini juga baik kok, tempatnya besar, dan nggak tertutup. Penonton masuk bisa dapat uang dari tiket, dari hotel, dari apa,”.
Prasetyo berencana memanggil Anies dan menanyakan perihal dugaan manipulasi surat rekomendasi dari TACB untuk gelaran Formula E di Monas.
(tvl)