“Alutsista kami juga tidak mampu mengcover seluruh area (laut Indonesia), jadi sangat memungkinkan (UUV) mereka lalu-lalang”
JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) mengakui alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki saat ini belum mampu mendeteksi seaglider di wilayah laut Indonesia secara keseluruhan. Karena itu, memungkinkan bagi peralatan seperti unmanned underwater vehicle (UUV) yang ditemukan di sekitar laut Sulawesi Selatan, belakangan diketahui sebagai seaglider lalu-lalang di bawah permukaan laut Indonesia tanpa terdeteksi.
“Alutsista kami juga tidak mampu mengcover seluruh area (laut Indonesia), jadi sangat memungkinkan (UUV) mereka lalu-lalang,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, di Jakarta, Selasa (5/1/2020).
Hal itu diungkapkan saat ditanya perihal langkah-langkah yang sudah dilakukan TNI khususnya Angkatan Laut berkaitan dengan temuan benda-benda mirip rudal, yang salah satunya ditemukan di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan pada 26 Desember 2020 lalu.
Benda yang ditemukan seorang nelayan itu dipastikan sebagai seaglider. Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) bakal menyelidikinya untuk mengetahui asal negara dan kegunaan benda tersebut.
Menurut dia, seperti yang dijelaskan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, UUV tersebut mungkin bisa terdeteksi jika kebetulan tengah melintas di wilayah yang memang banyak terdapat seaglider milik asing. Dengan catatan, kapal-kapal Indonesia menyalakan sonar guna mendeteksi benda-benda asing di kedalaman laut.
“Sesuai penjelasan Bapak Kasal (KSAL) di Pushidrosal lalu, kalau pas lewat kapal-kapal kita yang punya sonar, bisa saja kedapatan (seaglider),” kata dia.
Namun, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Sehingga tak bisa semua titik diawasi dalam waktu bersamaan. Lagi pula sebetulnya, seaglider tersebut diduga untuk keperluan riset. Sebab alat tersebut kebanyakan diluncurkan kapal-kapal asing yang tengah melakukan survei dan riset di suatu wilayah, termasuk di Indonesia.
“Seaglider ini dilepaskan dari kapal-kapal survei, untuk itu instansi yang bekerja sama dengannya harus laporan ke TNI AL,” ujar dia.
Dari data yang dibeberkan TNI AL, persebaran seagrider dan agro float (benda mirip seaglider), banyak tersebar di perairan Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.