JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus mempersiapkan segala kebutuhan 69 Warga Negara Indonesia (WNI) crew Kapal Diamond Princess yang beberapa waktu lalu sempat dikarantina di Jepang. Namun kini bakal menjalani masa observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Untuk memastikan segala sarana dan prasarana 69 WNI tersebut, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I), Laksdya TNI Yudo Margono sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) beserta jajaran staf Kogasgabpad, mengecek lokasi yang akan ditempati itu, di antaranya terkait kelistrikan.
Yudo mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan 69 WNI ABK Diamond Princess, TNI telah mengamankan kelistrikan di Pulau Sebaru, dengan menggunakan genset.
“Untuk kapasitas genset akan kami sesuaikan dengan kebutuhan, apabila kurang akan kami siapkan dan penambahan genset termasuk kamar mandi lapangan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan dari rencana 68 orang yang akan dijemput bertambah satu, sehingga total keseluruhan sebanyak 69 orang. Hal tersebut setelah satu WNI yang positif COVID-19 sudah dinyatakan sembuh.
“Yang positif awalnya sembilan, satu sembuh melalui dua pemeriksaan terakhir. Satu lagi dinyatakan sembuh dari dua kali pemeriksaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, terdapat dua orang WNI menolak untuk ikut. Hal itu dikarenakan keduanya bekerja sebagai kru inti di kapal tersebut. Sehingga bertanggung jawab pada Diamond Princess. Total seluruh WNI yang menjadi crew di kapal itu sebanyak 78 orang.
Menurutnya, 69 WNI crew kapal Diamond Princess dinyatakan sehat oleh otoritas kesehatan Jepang. Bahkan puluhan orang itu telah menjalani masa karantina 14 hari di Diamond Princess. Seluruhnya dinyatakan negatif COVID-19.
Meski demikian, lanjut Yuriabto, otoritas kesehatan Indonesia bakal kembali melakukan pemeriksaan ulang baik secara klinis dan laboratorium.
“Alhamdulillah dari 69 ini semua tidak ada yang panas, tidak ada yang batuk, tidak ada yang sesak. Artinya mereka memenuhi persyaratan untuk kemudian melanjutkan ke tanah air,” kata dia.
Nantinya, pemerintah akan melakukan pemeriksaan laboratorium pada 69 WNI yang dievakuasi dengan dua metode berbeda. Pertama, menggunakan PCR yang hanya membutuhkan waktu satu hari. Kedua, menggunakan metode genom sequencing yang memakan waktu tiga hari, namun pemeriksaan lebih detil sampai struktur genetik.
“Nanti akan dimasukkan di kapal kita akan melakukan pemeriksaan kembali, dobel cek dan nantinya akan kita bawa menuju ke Sebaru untuk kemudian kita lakukan observasi. Semua masih on schedule,” ujarnya. [Fan]