- Di Itaewon semua serba Barat, karena bertetangga dengan garnisun utama pasukan AS.
- Setelah garnisun pasukan AS direlokasi, Itaewon membangun dirinya sebagai kawasan paling hedonistis.
JERNIH — Jika ke Seoul, sempatkan menyambangi — atau paling tidak melewati — Itaewon — distrik paling terkenal dengan kehidupan malam yang trendi dan tempat nongkrong generasi muda Korea Selatan (Korsel).
Di sini, semuanya serba Barat karena Itaewon muncul untuk melayani pasukan AS. Bar dan klub malam terletak di dekat bekas garnisun utama tentara Paman Sam di jantung ibu kota Korea Selatan.
Itaewon juga rumah bagi banyak kedutaan asing, kediaman duta besar, rumah ibadah berbagai agama-agama minoritas di Korea Selatan, seperti Islam dan Yudaisme.
Ketika garnisun utama tentara AS direlokasi ke Pyeongtaik, sekitar 65 kilometer selatan Seoul, Itaewon melepaskan citranya sebagai tempat hiburan pasukan AS.
Namun, dalam waktu yang tak terlalu lama, Itaewon menjelma kembali sebagai kawasan hiburan dan perbelanjaan paling semarak.
Di tempat ini, berbagai restoran mewah dan berkelasa ada. Itaewon hampir tak pernah sepi, setiap hari dan sampai larut malam. Itaewon adalah distrik di Seoul yang nyaris tak pernah tidur.
Setiap malam selalu ada anak-anak muda nongkrong, menghabiskan malam dengan berbagai cara; dari sekedar ngobrol sampai mabuk berat dan tergeletak di tepi jalan.
Itaewon menjadi pusat perhatian ketika Presiden Yoon Suk-yeol memindahkan kantor kepresidenan ke bekas kompleks kementerian pertahanan, Mei lalu.
Namun, Itaewon bukan kawasan dengan seluruh jaringan jalan lebar dan memadai. Ada beberapa gang sempit, dengan berbagai restoran dan tempat hiburan di dalamnya.
Di gang sempit inilah kerumunan pengunjung kerap terjadi, terutama jika salah satu klub atau bar menggelar pertunjukan dengan konsumen anak muda.
Namun, Itaewon sebenarnya bukan kawasan yang tak pernah tidur. Sepanjang sejarahnya, distrik ini dua tahun senyap akibat pandemi Covid-19.
Seluruh bisnis hiburan dan restoran tutup. Itaewon seperti distrik mati, dan nyaris tak berdenyut ketika pemerintah Korsel melarang berkerumun untuk menekan penyebaran Covid-19.
Pesta Halloween, Sabtu 29 Oktober malam, dimaksudkan untuk menandai kembalinya kehidupan setelah pandemi Covid-19. Padahal, Korsel masih mencatat puluhan ribu kasus harian.
Di Itaewon, kehidupan sebuah distrik tampaknya harus dimulai dengan kematian sia-sia 153 anak muda yang memberi nafas komersial kawasan ini.