- Pengamatan Transit Venus dilakukan di hutan bakau Pantai Ancol oleh Gerrit de Haan dan Peter Jan Soele/
- Pendeta Jan Maurits Mohr membuat pengukuran saat Venus berada di piringan Matahari.
JERNIH — Sejarah sains dimulai dengan pengamatan terhadap alam semesta. Di Yunani, 2.600 tahun lalu filsuf Thales dan Miletos melakukannya dengan mengamati gerhana Matahari dan meramalkan kejadian serupa pada tahun 585 SM.
Di Nusantara, tepatnya di Batavia, sejarah sains dimulai dengan pengamatan terhadap Transit Venus — peristiwa alam ketika Planet Venus melintas di antara Matahari dan Bumi — di Kliphoff (Ancol) pada 6 Juni 1761.
Tidak mudah menemukan letak tanah partikelir Kliphoff dalam peta VOC dan Hindia Belanda. Sedangkan teks Bahasa Belanda dan Inggris menyebutkan tanah itu membentang dari Antjolsche Vaart sampai ke tepi pantai.
Huib J Zuidervaart dan Rob H van Gent memberi judul menarik pada artikel tentang Kliphoff, yaitu A Bare Outpost of Learned European Culture on the Edge of the Jungles of Java, atau Sebuah Pos terdepan Kebudayaan Eropa yang Terpelajar di Tepi Hutan Jawa. Kliphoff tampaknya hutan bakau sedemikain di kawasan yang saat ini bernama Ancol.
Transit Venus dan Pendeta Mohr
Pengamatan Transit Venus di Batavia berawal ketika Mei 1760, seperti dituturkan International Astronomical Union. Colloquium dalam Transits of Venus (IAU C196): New Views of the Solar System and Galaxy, astronom Prancis Joseph-Nicholas Delisle — atas nama Academie des Sciences — berkirim surat kepada astronom Belanda Dirk Klinkenberg.
Isi surat singkat saja, yaitu pertanyaan apakah pemerintah Belanda bisa membantu menempatkan astronom Prancis di Batavia untuk mengamati Transit Venus. Sebab, masih menurut Delisle, Royal Society of London berencana mengirim astronom Charles Mason dan Jeremiah Dixon ke Sumatera untuk tugas yang sama.
Dalam surat berikut, Delisle meminta Klinkenberg mengontak VOC dan bertanya apakah bisa menugaskan astronom amatir lokal untuk mengamati Transit Venus dan membuat pengukuran dengan instrumen baru yang kebetulan tersedia di Batavia. Artinya, Delisle memperbaiki rencananya dengan tidak mengirim astronom ke Batavia, tapi memanfaatkan sumber daya lokal.
Pada 6 Juni 1761 pengamatan Transit Venus dilakukan di tepi pantai berhutan bakau di Kliphoff, tanah partikelir milik Johan Mauritz Mohr. VOC menugaskan Gerrit de Haan, kepala departemen pembuat peta, dan Peter Jan Soele — nahkoda yang dipekerjakan VOC.
Mohr tidak sekedar menyediakan tempat untuk pengamatan, tapi juga menyuplai instrumen untuk mengamati benda-benda langit. Mohr adalah pendeta yang menikahi Anna Elisabeth van ‘t Hoff — janda dua kali dan putri Jan van ‘t Hoff, pemilik pertama tanah partikelir Kliphoff.
Pengukuran dibuat dengan bantuan dua reflektor Gregorian dengan panjang focal 18 dan 27 inci, satu oktan yang dibuat George Adam — pembuat instrumen astronomi asal London — plus beberapa jam saku akurat.
Awal dan akhir Transit Venus berhasil diamati De Haan dan Soele, sedangkan Mohr membuat pengukuran pergerakan planet — yang di Indonesia disebut Bintang Kejora — saat melintas piringan Matahari selama transit. Mohr mengirim rincian perhitungannya ke Hollandsche Maatschappij der Weetenschappen di Haarlem dan dipublikasikan.
Transit Venus Kedua
Pada pengamatan Transit Venus kedua tahun 1769, Mohr membuat persiapan luar biasa hebat. Ia membangun observatorium di tanah miliknya di samping Klenteng Kim Tek Ie atau Klenteng Jin De Juan, kini bernama Vihara Dharma Bhakti, di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat.
Pembangunan dimulai 1765, atau dua tahun setelah Jan van ‘t Hoff meninggal dunia. Biaya pembangunan 80 ribu rijksdalder, hampir dua kali lipat biaya pembangunan Istana Buitenzorg (Bogor). Jika dikonversi ke dalam rupiah saat ini sekitar Rp 80 miliar lebih.
Saat pembangunan berlangsung, Mohr berkirim surat ke matematikawan Johan Lulofs, memintanya memilih dan membeli instrumen dan buku-buku astronomi dan matematika untuk melengkapi observatoriumnya. Arsip VOC mencatat semua barang yang diperlukan Mohr tiba di Batavia tahun 1765 dan 1767.
Pembangunan observatorium selesai 1768. Mohr segera memasang semua perangkat pengamatan astronomi di atas gedung. Sedangkan lantai dasar gedung dijadikan tempat tinggal.
Pada 4 Juni 1769, Mohr bangun lebih pagi dan segera menaiki lantai atas observatorium untuk mengamati awal Transit Venus. Peristiwa alam itu dimulai empat jam sebelum matahari terbit.
Dalam dua jam pertama, Matahari tertutup awan. Sekitar pukul 08:00, langit cerah dan Mohr mengamati Venus di atas piringan Matahari dengan reflektor Gregorian buatan Dollond.
Laporan pengamatan Mohr diserahkan ke pelaut James Cook ketika kapal penjelajah Endeavour singgah di Batavia, Desember 1770. Setiba di Inggris, Juli 1771, Cook menyerahkan laporan Mohr ke Royal Society of London untuk dipublikasikan.
Tahun-tahun setelah 1769, Mohr masih melengkapi observatoriumnya dengan peralatan astronomi dan meteorologi terbaru. Ia membuat pengamatan cuaca harian dan seluruh hasil pengamatannya dipublikasikan.
Mohr meninggal tahun 1775. Setelah itu observatoriumnya tak terururus. Anna Elizabeth van ‘t Hoff, yang kali ketiga menjanda, menjual semua peralatan astronominya. Ia juga menjual gedung observatorium ke Willem Vincent van Riesmdijk dari Keluarga Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk.
Gedung bersejarah bagi dunia sains itu bernasib malang saat jatuh ke tangan pedagang dan tuan tanah. Keluarga Van Riemsdijk mengubahnya menjadi penginapan murah. Gubernur Jenderal Herman William Daendels menyita gedung itu dan menjadikannya barak tentara.
Tahun 1844 seluruh badan bangunan lenyap, yang tersisa hanya pondasi. Bukti bahwa Batavia pernah punya sejarah sains lenyap begitu saja. Kalau pun ada, pantai Ancol adalah saksi bisu satu-satunya.