Washington — Presiden AS Donald Trump memperpanjang jam malam, dan mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mengakhiri aksi protes brutal kematian George Floyd. Pentagon gundah.
“Kami sedang mengakhiri kerusuhan dan pelanggaran hukum,” kata Trump dalam pidato di Rose Garden, Senin, tak lama setelah jam malam di Washington diberlakukan.
“Ini bukan aksi protes damai. Ini teror domestik,” lanjutnya.
Di Pentagon, pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa ada ketidak-nyamanan di kalangan petinggi militer. Ketidak-nyamanan mulai dilakukan sebelum Trump mengumumkan rencana pengerahan militer.
Jika pemimpin negara bagian dan kota menolak mengambil tindakan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk, Trump akan memohon Insurrection Act — undang-undang 1807, yang memungkinkan presiden mengerahkan militer AS untuk menekan kekacauan sipil.
Beberapa pejabat militer AS mengatakan kepada Trump bahwa situasinya belum memungkinkan penggelaran pasukan tugas aktif, kecuali gubernur negara bagian membuat argumen yang jelas bahwa militer diperlukan.
“Ada keinginan kuat untuk penegakan hukum setempat bertanggung jawab,” kata seorang pejabat pertahanan AS, menyinggung hukum yang melarang militer melakukan penegakan hukum di AS.
Ada juga ketidak-nyamanan dengan misi ketertiban sipil di antara pasukan Garda Nasional. Saat ini banyak dari mereka dimobilisasi di AS dibanding sebelumnya.
Respon Militer
Mayor Jenderal AD Thomas Carden mengatakan; “Saya percaya AS tidak boleh membiasakan diri, atau membiarkan layakan berseragam dari segala jenis, ditempatkan pada posisi mengamankan orang AS di negerinya.”
Ia menambahkan; “Meski kami senang melakukannya, dan merasa terhormat. Ini adalah tanda zaman bahwa kami perlu melakukan yang lebih baik.”
Menteri Pertahanan (Menhan) Mark Esper mengatakan saat ini terdapat 17 ribu personel Garda Nasional di 29 negara bagian. Jumlah ini masih kecil dibanding sat Badai Katrina yang mencapai 51 ribu dan 45 ribu untuk mendukung upaya melawan pandemi virus korona.
Tiga pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN, sebelum Trump mengancam penggunaan kekuatan militer, satu batalion polisi militer tugas aktif telah ditempatkan di sekitar Washington.
Pasukan terdiri dari 200 sampai 250 personel dari Fort Bragg di North Carolina. Mereka diharapkan memberi rasa aman, tapi tidak melakukan tugas penegakan hukum seperti penangkapan, dan penahanan para demonstran.
Mereka dibantu 600 sampai 800 anggota Garda Nasional dari lima negara bagian.