Pesawat yang ditolak masuk itu adalah penerbangan pertama langsung Tel Aviv- Rabat, dan di dalamnya terdapat delegasi Israel-Amerika yang dipimpin menantu dan penasihat Presiden AS, Jared Kushner.
JERNIH—Pemerintah Tunisia dan Aljazair pada Rabu (24/12) dilaporkan melarang masuknya penerbangan dari Tel Aviv ke kota Rabat, Maroko, yang akan melewati wilayah udara mereka. Kedua negara itu memaksa penerbangan tersebut untuk mengambil rute tidak langsung, melalui Eropa.
Nessma TV Tunisia mengatakan, penerbangan yang mengambil rute utara itu harus melewati Laut Mediterania melalui wilayah udara Yunani, Italia, lalu Spanyol, dan terakhir di ibu kota Maroko, Rabat. Hal itu terjadi karena Tunisia dan Aljazair menutup wilayah udara mereka untuk pasawat-pesawat Israel.
Sebaliknya, situs web Aljazair, An-Nahar Online mengatakan, “Pihak yang dengki dan menyesatkan menyebarkan berita palsu tentang lewatnya pesawat Zionis melalui wilayah udara Aljazair.” Hal itu merujuk pada penerbangan yang tidak melewati wilayah udara Aljazair.
Di sisi lain, surat kabar elektronik Maroko, Al Sahifah, menulis, “Penerbangan antara Tel Aviv dan Rabat menghindari memasuki wilayah udara negara-negara Afrika Utara.”
Belum ada komentar resmi dari Aljazair dan Tunisia tentang berita ini. Namun, Kementerian Luar Negeri Tunisia mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa “semua rumor yang beredar tentang niat Tunisia untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, tidak berdasar.” Pernyataan itu juga menegaskan bahwa “posisi ini tidak akan terpengaruh oleh perubahan internasional.”
Ini adalah penerbangan komersial langsung pertama antara Israel dan Maroko. Pesawat itu berangkat dari Bandara Ben Gurion di Tel Aviv ke Rabat, dengan delegasi Israel-Amerika yang dipimpin oleh menantu dan penasihat Presiden AS, Jared Kushner.
Ini mengikuti kesepakatan baru-baru ini antara Israel dan Maroko, dan dengan mediasi Amerika, untuk menormalkan hubungan, menjadikan Maroko negara Arab keempat tahun ini yang mengumumkan normalisasi hubungannya dengan Israel setelah UEA, Bahrain dan Sudan. [Al-masdar News]