Masjid di Desa Episkopi dirusak dan dipenuhi coretan slogan-slogan nasionalis Yunani bersama dengan bendera Yunani dan salib Kristen, digambar di dinding dan pintunya.
JERNIH–Presiden Turki, Reccep Tayip Erdogan, mengutuk serangan terhadap sebuah masjid di wilayah Siprus Yunani, Kamis (25/3) lalu. Menurut Erdogan, sebaiknya Siprus Yunani tidak melakukan provokasi.
“Sayangnya, warga Siprus Yunani selalu melakukan hal-hal seperti ini. Itu hanyalah provokasi selama KTT para pemimpin Uni Eropa,” kata Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan setelah salat Jumat di kota metropolitan Istanbul.
Hubungan Turki-UE adalah topik utama pada KTT dua hari, yang berakhir pada hari Jumat (26/3), termasuk gesekan di pulau Siprus yang terpecah.
Masjid di Desa Episkopi dirusak kalangan tertentu dan dipenuhi coretan slogan-slogan nasionalis Yunani bersama dengan bendera Yunani dan salib Kristen, digambar di dinding dan pintunya. Perpecahan pulau itu selama beberapa dekade dipicu oleh dorongan pemberontak untuk enosis, atau persatuan dengan Yunani, dan kekerasan etnis yang menargetkan populasi Turki di pulau itu.
Serangan etnis yang dimulai pada awal 1960-an memaksa warga Siprus Turki untuk mundur demi keselamatan mereka.
Pada tahun 1974, kudeta Siprus Yunani yang bertujuan untuk mencaplok Yunani menyebabkan intervensi militer Turki sebagai kekuatan penjamin untuk melindungi warga Siprus Turki dari penganiayaan dan kekerasan. Republik Turki Siprus Utara (TRNC) didirikan pada tahun 1983.
Beralih ke penarikan Turki dari Konvensi Istanbul minggu lalu, Erdogan mengatakan langkah itu sepenuhnya legal. Konvensi 2011 berupaya mencegah kekerasan terhadap perempuan, tetapi pejabat Turki mengatakan undang-undang domestik sudah memberikan perlindungan yang cukup bagi perempuan, sementara bagian lain dari pakta itu bertentangan dengan nilai-nilai Turki.
Pada kampanye vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung di Turki, Presiden mengatakan bahwa itu diharapkan akan selesai pada Mei atau Juni.
Erdogan juga mengatakan kesepakatan awal Turki dengan China tahun lalu sebenarnya adalah 100 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan, tetapi Ankara belum menerima 50 juta di antaranya pada akhir Februari, seperti yang telah dijanjikan.
Presiden mengatakan dia telah mengingatkan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, tentang janji ini dalam pertemuan Kamis antara keduanya di ibu kota Turki, Ankara. Pembicaraan juga sedang dilakukan untuk membeli vaksin COVID-19 Rusia, selain vaksin lain yang sedang dalam proses, Erdogan menambahkan. [Anadolu Agency]