- Analis militer memperkirakan setengah armada tank Rusia menjadi milik Ukraina.
- Sekitar 15 ribu pasukan Rusia terkepung tepi Sungai Dnipro.
JERNIH — Rusia menjadi ‘penyuplai’ senjata terbesar untuk Ukraina, menyusul kekalahan memalukan di Kharkiv. Jumlah senjata Rusia yang direbut Ukraina jauh melebihi bantuan AS dan Uni Eropa.
Fakta ini terungkap dalam pembicaraan orang-orang di Kremlin di tengah perayaan ulang tahun ke-70 Persiden Rusia Vladimir Putin. Substansi pembicaraan adalah setengah armada tank Kremlin kemungkinan jatuh ke Ukraina.
Mengutip sejumlah sumber, Daily Mail memberitakan Ukraina mendapatkan banyak tank Rusia saat merebut Kharkiv bulan lalu. Saat itu, pasukan Rusia terkepung, lari lintang pukang, meninggalkan 400 tank, 600 kendaraan lapis baja, 44 sistem roket multi-peluncur, dengan ribuan amunisinya.
Artinya, Rusia menjadi pemasok utama persenjataan untuk Ukraina. Jumlahs senjata yang ‘dipasok’ Rusia ke Ukraina jauh melebihi jumlah bantuan AS dan Uni Eropa selama sekian bulan perang.
Kyiv sebelumnya meminta tank kepada AS dan Uni Eropa. Ada upaya memberikan senjata yang diperlukan Ukraina, tapi tidak ada yang tahu bagaimana cara mengirimnya.
Moskwa sempat mengeluarkan ancaman akan menyerang konvoi pengiriman senjata dari AS dan Uni Eropa. Jika senjata itu dikirim lewat darat, Moskwa pasti mendeteksi dan akan menghancurkannya dari udara.
Akibatnya, pengiriman senjata berat dari negara-negara Uni Eropa ke Ukraina tak pernah terjadi.
Intelejen Inggris mengatakan setengah armada tank Rusia diserahkan begitu saja oleh serdadu Kremlin ke Ukraina. Penyerahan itu, tentu saja tidak lewat upacara militer, terjadi setelah pasukan Rusia mengalami demoralisasi.
Pertanyaannya mengapa prajurit Rusia meninggalkan tank dan peralatannya begitu saja, atau tidak menghancurkannya, sebelum lari lintang pukang?
Mengutip sejumlah pakar militer, Dailu Mail menulis itu disebabkan kondisi pelatihan yang buruk dan tingkat disiplin tempur yang rendah.
Analis di Wall Street Journal mengatakan Ukraina kini memiliki 421 tank tempur utama Rusia. Jumlah ini melampaui pasokan Barat, yang hanya 320. Tank-tank Barat dikirim sebelum perang, atau pada pekan-pekan pertama pertempuran.
Jumlah kendaraan lapis baja yang diperoleh Ukraina dari Rusia berjumlah 445. Bandingkan dengan pasokan Barat yang hanya 210.
AS berjanji mengirim HIMARS, sistem roket multi-luncur, tapi yang dikirim jauh dari yang dijanjikan. Kini, Ukraina punya 44 sistem roket multi-luncur dari Rusia.
Lebih pentin dari semua itu, sukses merebut Kharkiv membuat Ukraina punya persediaan peluru artileri. Padahal, persediaan peluru artileri Ukraina standar Uni Soviet nyaris habis.
Ukraina mengoperasikan senjata standar Uni Soviet, yang tidak mungkin menggunakan peluru pasokan NATO. Ukraina beruntung mendapatkannya dari Rusia.
Invasi Rusia ke Ukraina kini memasuki bulan kedelapan, dengan pasukan Putin didorong kembali ke dua front.
Serangan Ukraina ke utara sukses merebut sekujur wilayah Kharkiv. Artinya, medan tempur hanya terdiri dari Donesk dan Luhansk, dan kota-kota di wilayah itu.
Di selatan, upaya Ukraina merebut kembali Kherson membuahkan hasil ketika Rusia meninggalkan garis pertahananya. Penarikan itu tidak semrawut seperti di Kharkiv, sehingga Ukraina masih harus bertempur untuk merebut lusinan kota dan desa.
Pasukan Rusia di Kherson kini terkepung di kantong kecil di tepi barat Sungai Dnipro. Mereka tidak punya cara untuk mundur setelah Ukraina mengambil alih jembatan penyeberangan utama.
Sekitar 15 ribu prajurit terbaik Putin berada di kantong di tepi Sungai Dnipro. Mereka berada di bawah perintah Kremlin untuk menyerah atau melanjutkan pertempuran.
Jika mereka dikalahkan, atau menyerah, dunia pasti akan bertanya-tanya apa mungkin sisa pasukan Rusia yang lain mampu mempertahankan sekujur wilayah yang telah mereka rebut.
Menjadi beralasan jika Ramzan Kadyrov menyarankan Putin menggunakan senjata nuklir.