- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia biasanya mengeksekusi prajurit terluka parah agar tidak ditangkap lawan.
- Salah satu prajurit berusia 19 tahun, bertugas sejak 2019 sebagai snipier.
JERNIH — Ukraina, Sabtu 11 Januari, menangkap dua tentara Korea Utara (Korut) di medan tempur Kursk dalam keadaan terluka. Presiden Volodymyr Zelensky berjanji memberikan akses kepada wartawan untuk menemui keduanya.
“Tentara kami menangkap dua tentara Korut. Keduanya terluka dan diangkut Kiev untuk perawatan,” tulis Presiden Zelensky seperti dikutip Ukrainska Pravda. “Keduanya masih berkomuikasi dengan Dinas Keamanan Ukraina (SBU).”
Menurut Presiden Zelensky, menangkap tentara Korut atau Rusia bukan sesuatu yang mudah. Biasanya, Rusia akan mengeksekusi prajurit yang terluka agar tidak tertangkap, dan menghapus bukti keterlibtaan Pyeongyang dalam perang ini.
“Saya berterima kasih kepada kelompok Tentara Taktis 84 dari Pasukan Operasi khusus AB Ukraina, serta pasukan terjun payung yang menangkap keduanya,” tulis Presiden Zelensky.
SBU, lanjut Presiden Zelensky, akan memberikan akses kepada wartawan untuk menemui dua tawanan. “Dunia perlu tahu kebenaran tentang apa yang sedang terjadi,” ujar Presiden Zelensky.
SBU memberi beberapa rincian intergosi. Menurut mereka, dua prajurit Korut itu menggambarkan dirinya berpengalaman. Namun, salah satu prajurit itu mengatakan mereka dikirim ke Rusia untuk pelatihan, bukan berperang.
Dalam vidoe yang dirilis SBU, dua pria berwajah Asia itu terlihat di ranjang rumah sakit. Satu prajurit dengan tangan diperban, lainnya terluka di bagian rahang. Seorang dokter mengatakan pria kedua mengalami patah kaki.
Dua prajurit Korut itu tidak bisa berbahasa asing apa pun, sehingga Ukraina meminta bantuan intelejen Korea Selatan (Korsel) untuk menginterogasinya.
Saat penangkapan, satu dari mereka memiliki kartu identitas militer Rusia yang diterbitkan atas nama orang lain dan terdaftar di Republik Tuva — republik di Federasi Rusia di Timur Jauh.
Ukraina belum merilis dua nama prajurit Korut itu. Dalam interogasi disebutkan, salah satu prajurit berusia 19 tahun dan bertugas sebagai sniper sejak 2019.
Prajurit Korut berusia 19 tahun ini mengatakan beberapa unit tempur Korut telah berpartisipasi dalam latihan koordinasi selama satu pekan dengan mitra Rusia. Soal kartu identitas, prajurit itu mengatkan Rusia memberikan kepadanya pada musim gugur 2024.
Tentara Korut yang terluka di rahang tak bisa berbicara secara jelas. Jawaban diberikan secara tertulis. Ia membenarkan semua yang diungkapkan rekannya yang berusia 19 tahun.