Site icon Jernih.co

Ulang Tahun Pembunuhan Soleimani, Militer Israel Bersiap Menyerang

Israel menuding, selama 2019 Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) berhasil menembak jatuh drone pengintai RQ-4A Global Hawk BAMS-D Amerika Serikat, menyerang kapal tanker minyak di Teluk Persia dan melakukan serangan besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco Arab Saudi, sekutu mereka, di Abqaiq dan Khurais.

JERNIH– Saat Iran memperingati satu tahun pembunuhan Komandan Pasukan Quds Mayjen Qasem Soleimani, hari ini, militer Israel (IDF_ bersiap untuk kemungkinan serangan Teheran. Hal itu dinyatakam seorang sumber militer senior IDF kepada The Jerusalem Post.

Militer bersiap untuk serangan tidak hanya oleh Iran sendiri tetapi dari proksi-proksinya, dalam apa yang disebut militer sebagai “negara lingkaran kedua” seperti Irak atau Yaman.

Sumber tersebut mencatat, pada tahap ini, IDF telah mengadakan diskusi di tingkat perencanaan dan meninjau kemungkinan skenario serangan yang berbeda.

Pada pertengahan Desember, Kepala Staf IDF Letjen Aviv Kochavi memperingatkan Iran dan proksinya, jika mereka mencoba melakukan serangan terhadap Israel atau target Israel, mereka akan diserang IDF dan akan membayar mahal.

“Kami mendengar semakin banyak ancaman terhadap Israel yang datang dari Iran,” katanya. “Jika Iran dan mitranya … menyerang Negara Israel, mereka akan (membayar) harga yang mahal.”

“Saya menyederhanakan banyak hal dan menjelaskan situasinya kepada musuh kita sebagaimana adanya,”kata dia. “Rencana pembalasan kami sudah disiapkan, dan sudah dipraktikkan.”

Pembunuhan Soleimani terjadi setelah lalu, melibatkan AS dan sekutu paling deatnya di Timur Tengah, Israel.

Selama 2019, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) berhasil menembak jatuh drone pengintai RQ-4A Global Hawk BAMS-D Amerika Serikat, menyerang kapal tanker minyak di Teluk Persia dan melakukan serangan besar-besaran terhadap fasilitas minyak Aramco Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais.

Namun, tahun 2020 mengisyaratkan perubahan sikap AS terhadap Iran. Ini dimulai dengan pembunuhan Soleimani, dilanjutkan dengan sanksi, dan diakhiri dengan pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh.

Sementara Teheran belum menanggapi serangan terakhir, tiga minggu ke depan– sampai pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden–akan menjadi periode tegang di mana Republik Islam mungkin membalas dan mencoba memberi isyarat kepada presiden yang akan datang bahwa dia harus khawatir jika dia berencana melanjutkan kebijakan Trump di wilayah tersebut.

Jumat lalu, Juru Bicara IDF, Brigjen Hidai Zilberman mengatakan kepada situs berita Saudi, “Elaph” bahwa Israel sedang memantau gerakan Teheran di wilayah tersebut dan mengharapkan serangan Iran dapat datang dari Irak dan Yaman.

Dia mencatat bahwa Iran telah mengembangkan berbagai kemampuan di wilayah tersebut– khususnya di kedua negara tersebut– yang mencakup drone canggih dan rudal jarak jauh. Rudal yang dikelola Iran, kata Zilberman, beroperasi tanpa terdeteksi, menunjukkan “kemampuan Iran yang hebat di area ini.”

Dia menekankan bahwa setiap orang harus mewaspadai ancaman Iran, yang dia gambarkan sebagai “tong mesiu yang dapat meledak.” Itu terjadi mengingat banyaknya ‘pukulan’ yang telah diterima Iran dalam setahun terakhir, tanpa ada upaya merespons balik.

Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuduh Israel mencoba memprovokasi perang sebelum Presiden AS Donald Trump menyelesaikan masa jabatannya.

Dia menulis di Twitter: “Intelijen baru dari Irak menunjukkan bahwa agen-provokator Israel sedang merencanakan serangan terhadap orang Amerika–menempatkan Trump yang keluar terikat dengan casus belli palsu.”

“Hati-hati dengan jebakan, @realDonaldTrump,” kata tweet itu. “Setiap kembang api akan menjadi bumerang yang buruk, terutama terhadap BFF yang sama,” tulisnya.

Esmail Ghaani, yang menggantikan Soleimani sebagai kepala pasukan elit Quds, mengatakan pada hari Jumat,  bahwa Iran masih siap merespons.

Militer AS menerbangkan dua pembom B-52 berkemampuan nuklir ke Timur Tengah sebagai pesan pencegahan ke Iran pada hari Rabu lalu. Tetapi pembom yang berfungsi sebagai hantu-hantuan untuk menakut-nakuti itu telah meninggalkan wilayah itu. [Jerusalem Post]

Exit mobile version