- Banyak pakar mengkhawatirkan keterlibatan veteran akan menyeret AS lebih jauh ke dalam konflik.
- Sukarelawan AS tahu mereka persona non grata, dan memikul tanggung jawab sendiri.
JERNIH — Sejumlah veteran AS dikabarkan melatih tentara Ukraina di garis depan pertempuran, meski Pentagon mendesak mereka tidak melakukannya.
New York Times, dalam artikel yang dipublikasikan Minggu 3 Juli, melaporkan jumlah pasti orang AS yang bertempur di garis depan tidak diketahui. Yang pasti beberapa warga Paman SAm menjadi sukarelawan tim evakuasi korban, spesialis penjinak bom, ahli logistik, dan infrastruktur.
Koran terkemuka di AS itu juga memberitakan ada tim kecil mantan anggota operasi khusus yang melatih tentara Ukraina, dan — dalam beberapa kasus — membantu merencanakan misi tempur.
AS menjanjikan hampir 7 miliar dolar bantuan senjata kepada Ukraina namun tidak ingin terlibat secara langsung dalam konflik. Washington seara resmi menarik instruktur militernya dari Ukraina sesaat sebelum konflik dimulai, akhir Februari 2022 lalu.
Saat itu Presiden AS Joe Biden mengatakan; “Kami tidak bertempur dalam Perang Dunia Ketiga di Ukraina.”
Pentagon juga membantah berafiliasi dengan kelompok sukarelawan AS, dan berulang kali memperingatkan warga AS tidak mepergian ke Ukraina dan terlibat dalam konflik.
Perry Blackburn Jr, pensiunan letnan kolonel Pasukan Khusus Angkatan Darat AS, adalah salah satu sukarelawan yang saat ini memberi pelatihan kepada prajurit Ukraina.
Kepada New York Times, Blackburn Jr mengatakan tidak menerima komunikasi apa pun dari militer AS. Washington, katanya, tidak mungkin menerima tanggung jawab atas tindakan unit-nya.
“Kami tidak berkomunikasi dengan militer AS,” katanya. “Ini adalah garis yang tidak ingin mereka lewati. Mereka tidak akan bertanggung jawab atas kesejahteraan kita atau tindakan kita. Faktanya, mereka mungkin akan melakukan sebaliknya.”
Namun, beberapa veteran melihat misi mereka di Ukraina adalah cara membela kepentingan AS seraya mengisolasi Washington dari keterlibatan langsung.
“Kami menjalankan kebijalan luar negeri AS dengan cara yang tidak bisa dilakukan militer,” kata Anthony Milburn, pensiunan kolonel Operasi Khusus Korps Marinir yang memimpin kelompok veteran sukarelawan lain untuk memberi pelatihan dan saran.
“Kami dapat melakukan pekerjaan ini, dan AS dapat mengatakan mereka tidak ada hubungan dengan kami,” kata Milburn. “AS sangat takut sesuatu yang buruk terjadi, dan tidak ingin terlihat seperti urusan pemerintah. Kami adalah persona non grata, atau orang tak diinginkan.”
Beberapa pakar memperingatkan kehadiran sukarelawan AS dapat memicu kecelakaan tragis yang menjerat AS dalam eskalasi gaya Vietnam.
“Di Vietnam, AS secara tidak sengaja ditarik lebih dalam karena satu langkah kecil saja,” kata George Beebe, mantan kepala analisis Rusia CIA. “Perbedaannya adalah taruhan di Ukraina lebih tinggi. Akan jauh lebih mudah bagi AS dan Rusia terlibat dalam konflik langsung yang dapat dengan cepat menjadi sangat serius.”
Setidanya 21 orang AS terluka dalam pertempuran sejak konflik dimulai. Dua warga AS tewas, dan dua lainya menjadi tawanan. Satu hilang dalam pertempuran.