Site icon Jernih.co

Vietnam Memanas Seiring Pergantian Kepemimpinan Partai Komunis

Suasana kongres Partai Komunis Vietnam, 2016 lalu

Proses menentukan pemimpin yang sangat rahasia hanya berkisar pada membangun konsensus dan berlomba-lomba untuk mendapatkan keputusan yang kuat dari Partai Komunis.

JERNIH—Suhu politik Vietnam seketika memanas, saat  sebuah pernyataan pemerintah mengungkapkan rencana sidang pleno yang juga akan mendiskusikan “dokumen pribadi” untuk memutuskan siapa yang akan memegang jabatan paling penting di negara itu. Sosok itulah yang akan secara resmi ditugaskan di Kongres Partai Komunis pada Januari 2021.

Kongres tersebut akan membentuk kebijakan lima tahun ke depan setelah Presiden Vietnam yang sekaligus Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong muncul untuk memimpin gerakan anti-korupsi.

“Tidak peduli siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin baru, akan ada lebih banyak keberlanjutan daripada perubahan, dan Vietnam akan mempertahankan sistemnya saat ini,” kata Le Hong Hiep, seorang peneliti di ISEAS Yusof Ishak Institute Singapura.

Trong merupakan salah satu politisi Vietnam paling kuat dalam beberapa dekade, yang kemungkinan akan tetap memegang peranan penting meskipun faktor kesehatan pria 76 tahun itu dipertanyakan publik. Trong tampak lemah di berbagai acara dalam beberapa bulan terakhir.

Vietnam secara resmi dipimpin oleh empat pilar, yakni seorang presiden, perdana menteri, ketua Partai Komunis, dan ketua majelis nasional.

Secara teori, batasan usia dan daerah asal sangat menentukan siapa sosok yang bisa naik ke level tertinggi politik Vietnam. Misalnya, tidak pernah ada sekretaris jenderal yang bukan dari bagian utara Vietnam, dan anggota politbiro yang berusia di atas 65 tahun harus pensiun.

Pada kenyataannya, proses menentukan pemimpin yang sangat rahasia hanya berkisar pada membangun konsensus dan berlomba-lomba untuk mendapatkan keputusan yang kuat dari Partai Komunis.

Pertanyaan lain melingkupi nasib Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, yang mungkin berjuang untuk masa jabatan kedua atau berusaha untuk lebih berkuasa di partai.

Pria berusia 66 tahun itu telah mewakili Hanoi di panggung dunia sebagai wajah dari banyak kesepakatan perdagangan Vietnam dan mendorong multilateralisme regional sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.

Phuc telah meningkatkan kredensial ekonomi dengan menjaga Vietnam agar tetap berada di jalur yang tepat dan mencatat pertumbuhan PDB sebesar 2 hingga 3 persen tahun ini, terlepas dari dampak pandemi Covid-19 pada ekonomi global.

Phuc telah disebut-sebut sebagai calon ketua partai, tetapi kandidat lain yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Trong dan kementerian keamanan dan militer Vietnam juga melobi untuk posisi itu.

Linh Nguyen, seorang analis di konsultan risiko Control Risks yang berbasis di Singapura, mengatakan hasil dari kongres ini kemungkinan akan sulit diprediksi dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Alasan utamanya adalah tidak seperti kongres sebelumnya, kami belum melihat secara jelas angka-angka untuk posisi kepemimpinan puncak kali ini,” kata Nguyen.

“Tidak ada calon potensial saat ini yang benar-benar menonjol, kebanyakan dari mereka terlalu tua, dan kita mungkin melihat lebih banyak pertikaian politik di antara faksi-faksi yang berbeda mendekati tanggal penentuan,” kata dia. [Reuters]

Exit mobile version