Vince Zampella, sosok di balik Call of Duty, Apex Legends, dan Titanfall, meninggal dunia secara tragis di usia 55 tahun. Ia pergi, namun warisannya—dalam angka, inovasi, dan budaya pop—akan terus hidup.
WWW.JERNIH.CO – Industri video gim dunia tengah berduka. Vince Zampella, legenda hidup yang selama lebih dari tiga dekade membentuk wajah genre first-person shooter (FPS), meninggal dunia pada Minggu, 21 Desember 2025, akibat kecelakaan mobil tragis di California, Amerika Serikat.
Kepergiannya di usia 55 tahun bukan hanya kehilangan bagi rekan dan keluarganya, tetapi juga pukulan besar bagi industri hiburan digital global yang pernah ia revolusikan berulang kali.
Berdasarkan laporan berbagai media internasional kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.45 siang waktu setempat di Angeles Crest Highway, jalur pegunungan berkelok di utara Los Angeles yang dikenal rawan kecelakaan.
Zampella dilaporkan mengendarai sebuah Ferrari—beberapa sumber menyebut model 296 GTS—ketika kendaraan kehilangan kendali, menghantam pembatas beton, lalu terbakar hebat. Ia dinyatakan meninggal di lokasi kejadian, sementara satu penumpang lain sempat terlempar keluar sebelum akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Electronic Arts (EA), tempat Zampella bernaung hingga akhir hayatnya, mengonfirmasi kabar duka tersebut dan menyebutnya sebagai “kehilangan yang tak terbayangkan bagi industri gim.”
Nama Vince Zampella boleh disebut legendaris di dunia gim. Ia adalah arsitek utama di balik transformasi FPS modern. Kariernya mulai bersinar di era 1990-an ketika ia terlibat dalam pengembangan Medal of Honor: Allied Assault (2002) bersama studio 2015, Inc., sebuah proyek yang didukung langsung oleh Steven Spielberg. Gim tersebut menjadi standar baru gim Perang Dunia II dengan pendekatan sinematik yang belum pernah ada sebelumnya.

Namun sejarah benar-benar berubah pada 2002, saat Zampella bersama Jason West mendirikan Infinity Ward. Setahun kemudian, mereka merilis Call of Duty (2003) bersama Activision. Puncaknya datang lewat Call of Duty 4: Modern Warfare, karya visioner Zampella yang memperkenalkan sistem killstreak, progres XP, dan desain multipemain adiktif—formula yang kini menjadi cetak biru hampir semua FPS modern.
Dari fondasi inilah Call of Duty menjelma menjadi raksasa industri. Hingga memasuki 2025, seri ini telah terjual lebih dari 500 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya waralaba FPS terlaris sepanjang masa dan nomor dua gim terlaris dalam sejarah setelah Mario.
Dari sisi bisnis, Call of Duty telah menghasilkan pendapatan kumulatif lebih dari Rp465 triliun. Bahkan rekor penjualan tercepat dicetak oleh Modern Warfare II (2022) yang meraup sekitar Rp15,5 triliun hanya dalam 10 hari. Versi selulernya sendiri menyumbang pendapatan lebih dari Rp46 triliun, dengan pemasukan bulanan rata-rata sekitar Rp465 miliar dari transaksi mikro dan Battle Pass.
Perselisihan hukum dengan Activision pada 2010 membuat Zampella meninggalkan Infinity Ward, namun kepergiannya justru melahirkan babak baru. Ia mendirikan Respawn Entertainment dan kembali mengguncang industri lewat Titanfall, Titanfall 2, serta Apex Legends—gim battle royale yang hingga kini telah meraup pendapatan lebih dari Rp 46 triliun. Melalui seri Star Wars Jedi, Zampella juga membuktikan bahwa dirinya piawai meramu gim naratif berskala besar, bukan hanya FPS kompetitif.
Kesuksesan Respawn membuat EA mengakuisisi studio tersebut pada 2017 dalam kesepakatan bernilai hingga Rp7 triliun. Zampella kemudian menjabat sebagai Executive Vice President EA, memimpin Respawn, DICE LA, serta dipercaya mengawasi masa depan waralaba Battlefield. Dari akuisisi studio, kompensasi eksekutif, penyelesaian hukum dengan Activision, hingga bonus proyek besar, kekayaan bersih Vince Zampella saat wafat diperkirakan berada di kisaran Rp775 miliar hingga Rp1,5 triliun.
Namun lebih dari sekadar angka, warisan terbesar Vince Zampella adalah pengaruhnya. Ia bukan hanya menciptakan gim sukses, melainkan mendefinisikan ulang bagaimana FPS dimainkan, dipasarkan, dan dijadikan budaya pop global. Ratusan juta pemain di seluruh dunia mungkin tak mengenal wajahnya, tetapi mereka tumbuh, bersaing, dan bersenang-senang di dunia virtual yang ia rancang.(*)
BACA JUGA: Clair Obscur: Expedition 33, Game Baru Penguasa The Game Awards 2025