London — No Time To Die diprediksi menjadi film James Bond 007 terlaris, dengan menembus batas pendapatan 1 miliar dolar AS, atau Rp 17,7 triliun. Virus korona membuatnya terkapar.
Virus korona, yang muncul di pasar hewan di Wuhan dan mewabah ke sekujur Cina, membuat 70 ribu bioskop di negeri lebih semilyar penduduk ditutup. James Bond 007 tak bisa hadir, dan produser film itu menutup harapan mengeruk uang dari pasar Cina.
Cina adalah negara dengan ekonomi terbesar, dianggap sebagai lokasi tambang uang industri hiburan dunia. Tahun lalu, misalnya, pasar Cina menyumbang enam miliar pound bagi film-film box office.
Semula, Daniel Craig — yang tampil kali terakhir sebagai James Bond 007 dalam No Time To Die — dijadwalkan menghadiri pemutaran perdana di Beijing, April 2020. Namun, dokter dipastikan tidak akan memberi ijin Craig hadir di ibu kota Cina itu.
Kalau pun 70 ribu bioskop di Cina dibuka kembali saat ini, sulit bagi No Time To Die untuk meraup sebanyak mungkin duit. Pentonton di Cina yang putus asa, yang harus mengkarantina diri, kemungkinan mencari akses ilegal untuk menyaksikan No Time To Die.
Alih-alih menjadi James Bond 007 terlaris, No Time To Die mungkin menjadi film tak banyak ditonton penggemarnya di seluruh dunia.