Site icon Jernih.co

Virus Korona: Staf Medis Hong Kong Mogok

Hong Kong — Ratusan pekerja rumah sakit di Hong Kong mogok, menuntut penutupan perbatasan dengan Cina untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona.

“Jika tidak ada penutupan perbatasan, tidak akan cukup tenaga medis, peralatan pelindung, dan ruang isolasi, untuk memerangi wabah virus korona,” kata Winnie Yu, ketua Aliansi Karyawan Rumah Sakit, organisasi yang baru dibentuk.

Hong Kong telah menghentikan layanan kerta api lintas batas, dan tidak mengoperasikan feri yang melayani Hong Kong dan pelabuhan-pelabuhan di daratan Cina. Petugas kesehatan menginginkan lebih dari itu, yaitu penutupan perbatasan menyeluruh.

Pihak berwenang Hong Kong mengatakan penutupan perbatasan total bertentangan dengan saran Badan Kesehatan Dunai (PBB).

Hong Kong saat ini punya 15 kasus virus korona. Seluruhnya korban terinfeksi datan dari Cina, atau warga Hong Kong yang bepergian ke Wuhan.

Dokter dan perawat dikabarkan akan ikut mogok, Selasa 4 Februari 2020, jika tuntutan staf medis tak dipenuhi.

Hong Kong, dengan penduduk tujuh juta, adalah bagian dari Cina dengan status otonomi khusus. Penduduk Cina tidak bisa seenaknya masuk ke Hong Kong, karena kedua negara menerapkan rejim visa.

Cina berhenti mengeluarkan visa utuk penduduk yang bepergian ke Hong Kong, setelah virus korona memunculkan banyak korban terinfeksi dan tewas.

Saat Ini 17 ribu penduduk Wuhan dan kota-kota di Cina mengidap virus korona, dengan total kematian mencapai 362. Di luar Cina ada 150 kasus, tapi dengan korban tewas satu di Filipina.

Exit mobile version