Site icon Jernih.co

WANTED: Pemimpin ISIS Khorasan Sanaullah Ghafari, Hadiah Rp 143 Miliar

JERNIH — AS menawarkan hadiah 10 juta dolar AS, atau Rp 143,8 miliar, bagi siapa saja memiliki informasi persembunyian Sanaullah Ghafari — pemimpin Negara Islam Propinsi Khorasan (ISKP) yang berafiliasi ke ISIL.

Departemen Luar Negeri AS, Senin 7 Februari, mengatakan hadiah juga akan diberikan kepada siapa pun yang memiliki informasi yang mengarah pada penangkapan orang-orang bertangung jawab atas pemboman mematikan di Bandara Kabul, Agustus 2021 yang menewaskan 170 warga sipil dan 13 personel militer AS.

Pemboman terjadi saat AS sibuk menarik pasukan dari Afghansitan, dan bandara dipenuhi warga sipil yang ketakutan akan kembalinya Taliban.

Ghafari, juga dikenal dengan nama Shahab al-Muhajir, diangkat sebagai kepala ISKP, Juni 2020. Ia bertanggung jawab atas semua operasi di seluruh Afghanistan untuk mengumpulkan dana.

Hasil penyelidikan AS atas srangan 26 Agustus di Bandara Kabul, yang dirlis 4 Februari 2022, menemukan aksi bom bunuh diri dilakukan satu orang. Peledak dibawa dengan bantalan bola, diledakan di tengah kerumunan.

Beberapa hari setelah pengeboman, AS melakukan serangan pesawat tak berawak yang — menurut keterangan Pentagon — menargetkan tersangka personel ISKP.

Outlet media dengan cepat melaporkan 10 warga sipil Afghanistan, termasuk anak-anak, tewas akibat serangan itu. Pejabat AS meminta maaf atas pemboman itu, tapi tidak ada anggota militer AS yang dihukum.

Mantan Komandan Al Qaeda

Tidak hanya informasi tentang Ghafari. AS mengatakan sosok ini pernah menjadi komandan Al Qaeda, dan mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi terkuat dan ditakuti di tubuh Taliban.

Ghafari masuk daftar hitam AS November 2021 sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus. Dua anggota kelompok lainnya; juru bicara Sultan Aziz Azam — dikenal sebagai Sulta Aziz — dan pemimpin senior Maulawi Rajab Salahudin, juga masuk daftar hitam.

“Kami berkomitmen menggunakan semua alat kontraterorisme untuk melawan ISKP, dan memastikan Afghanistan tidak dapat lagi menjadi platform terorisme internasional,” kata Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Exit mobile version