Site icon Jernih.co

Warga Afghanistan Gunakan Opium sebagai Obat Covid-19

Xinhua/Zuma

Jakarta – Sejumlah negara mengalami keterbatasan medis untuk melawan keganasan virus corona Covid-19. Seperti yang terjadi di Afghanistan. Keterbatasan fasilitas dan tenaga medis di negara ini, menjadi upaya melawan virus dilakukan dengan beragam cara salah satunya menggunakan opium sebagai alternatif.

Beberapa kawasan di Afghanistan yang berada di belahan Asia Selatan ini memang dikenal sebagai penghasil opium.  “Saya selamat dari virus Corona setelah saya mulai menggunakan opium. Rasa sakit yang parah dari tubuh dan demam saya juga sudah hilang,” ujar Lal Mohammad pada 1 Juli di rumahnya, sekitar 300 mil utara ibu kota Kabul seperti dikutip dari Bloomberg.

Mohammad membeli 250 gram obat opium empat pekan lalu dari seorang petani yang menanam opium sekali setahun di desa Qarchi Gak. Dua kali sehari, sopir taksi berusia 48 tahun tersebut menaruh opium seukuran kacang polong di bawah lidahnya dan membiarkannya meleleh.

Di desa tempat Mohammad berdiam, layanan dasar untuk publik bahkan tidak tersedia. Sebuah klinik kecil dengan dua staf dan sedikit peralatan tidak akan mengizinkan masuk siapa pun yang terjangkiti Corona.

Penderita harus melalui sebagian jalan beraspal ke pusat distrik Dawlatabad di provinsi Balkh, di mana tersedia toko obat dan fasilitas medis yang lebih baik. Namun, jalan itu dipenuhi bom yang ditanam oleh gerilyawan Taliban untuk menyergap pasukan pemerintah.

Untuk dapat pergi ke rumah sakit, penduduk desa yang terinfeksi Corona harus menempuh 52 mil ke ibu kota provinsi Mazar-e-Sharif, di mana pemerintah telah mendedikasikan rumah sakit berisikan 200 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Rumah sakit ini melayani 14 distrik yang menampung sekitar satu juta warga.

Afghanistan mencatat lebih dari 34.000 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 1.000 kematian di antara populasinya yang berjumlah hampir 39 juta orang.

Afghanistan dikenal sebagai produsen opium terbesar di dunia, dengan menyumbang 87 persen dari produksi global, terlepas dari upaya Amerika Serikat untuk menahan produksi ilegal obat ini di negara tersebut. Opium berasal dari getah dalam biji opium mentah. Getahnya mengering menjadi getah coklat yang mengandung alkaloid serta menghasilkan obat-obatan narkotika dan obat-obatan, termasuk heroin, morfin dan kodein.

Tanaman terlarang itu adalah bagian penting dari perekonomian negara di selatan Asia itu meskipun sudah dilakukan usaha bertahun-tahun untuk mengganti dengan tanaman lain. Faktor keamanan yang semakin parah dan keuntungan ekonomi langsung bagi para petani menjadi sumber dorongan pengembangan opium.

Pemerintah setempat mengatakan opium bukanlah pengobatan untuk Covid-19 dan telah berusaha untuk menekan penggunaannya. Baru-baru ini, pihak otoritas menutup sebuah klinik herbalis di Kabul karena pemiliknya mengklaim telah mengembangkan vaksin corona dari narkotika hingga mengundang ratusan orang mengantre di tokonya setiap hari untuk mendapatkan perawatan.  “Opium dapat membunuh rasa sakit tetapi tidak dapat mengobati virus corona,” ujar seorang dokter senior di Rumah Sakit Swasta Basit di Kabul, yang merawat pasien Covid-19. [*]

Exit mobile version