Site icon Jernih.co

Warga Bajak Kendaraan Tahanan, Tentara Myanmar Bunuh Enam Warga Sipil

JERNIH — Enam penduduk Kotapraja Kani, wilayah Sagaing, tewas saat warga melawan serbuan tentara Myanmar dengan senapan berburu dan senjata tradisional lainnya, Kamis malam.

Tim keamanan, begitu masyarakat menyebut kelompok bersenjata berburu yang melawan tentara Myanmar, berjaga-jaga setelah mendengar berita pengunjuk rasa yang ditahan dipindah dari wilayah mereka.

Kelompok ini berniat mencegah trum yang membawa tahanan. Kepada Myanmar Now, seorang anggota tim mengatakan telah mendirikan pos pemeriksaan di Jl Monywa-Kani dan berencana menghentikan kendaraan pengangkut tahanan.

“Kami mendengar kabar mereka merelokasi 70 pengunjuk rasa yang ditahan, termasuk pemimpin mereka yang ditangkap di Kani,” kata anggota tim keamanan.

Satu truk tentara melewati pos pemeriksaan tanpa berhenti. Tak lama kemudian, 12 truk tiba di lokasi dan menembaki warga sekitar pada pukul 16:00. Baku tembak berlanjut sampai pukul 20:00 malam.

Keenam warga yang tewas adalah Kyaw Hlaing Win, Zin Ko, Ko Naing, Aung Naing Moe, Tin Ohn, dan Win Ko. Mereka berasal dari desa Thaminset, Lal Shae, dan Bant Bwe Myauk.

Seorang biksu Desa Thaminset ditangkap, sekitar 20 orang hilang selama baku tembak. Personel militer mungkin menjadi korban dalam bentrok tak seimbang itu, tapi tidak ada yang dapat mengkonfirmasi.

Sejak Jumlat lalu, tentara menginterogasi pejalan kaki di sepanjang jalan antara Kani-Monywa. Tentara mengklaim melakukan semua itu untuk tujuan keamanan.

Protes anti-kudeta di Kani berhenti setelah dua pengunjuk rasa tewas dalam tindakan keras militer awal April lalu. Namun penduduk mengatakan mereka siap membela diri dari serbuan tentara Myanmar dengan senjata apa pun.

Di Tamu dan Kalay, bagian barat Sagaing, penduduk menggunakan senjata yang sama untuk menentang rezim kudeta.

Exit mobile version