- Di Norwegia, Natal adalah pertempuran sengit dalam Perang Budaya.
- Sinterklas akan selalu ditata ulang agar sesuai zaman.
JERNIH — Layanan pos Norwegia baru saja merilis iklan film mewah yang menggambarkan hubungan homoseksual antara Sinterklas dengan seorang pria bernama Harry. Netizen Norwegia ngamuk.
Diproduksi untuk menandati 50 tahun sejak Norwegia mendekriminaliasi homoseksualitas, film When Harry Met Santa menggambarkan hubungan cinta antara pria Norwegia dan Bapa Natal.
Selama beberapa tahun Sinterklas, atau Bapa Natal, mengunjungi Harry dan keduanya saling jatuh cinta. Iklan berakhir dengan ciuman penuh gairah antara kedua pria itu.
“Tinggalkan Santa sendirian,” tulis seorang netizen dan dikutip Russia Today. “Seksualisasi dirinya salah, apakah gay atau heteroseksual. Saya merasa iklan ini menyeramkan dan mengganggu.”
Natal adalah medan pertempuran sengit dalam perang budaya, dengan Sinterklas yang ditata ulang setiap tahun agar sesuai dengan penyebab yang terbangun, dari aktivisme iklim hingga pernikahan gay antar-ras.
Bapa Natal bukan satu-satunya tradisi perayaan yang dituduh kaum konservatif sebagai serangan. Lagu-lagu Natal yang terkenal juga diserang karena liriknya yang dianggap seksis, dan akar agama musim liburan telah digambarkan sebagai perayaan hak istimewa Kristen.